Sukses

Warga Pemalang Butuh Air Bersih Usai Banjir Lumpur

Selain memutus saluran air bersih, banjir juga merusak rumah-rumah dan sebuah jembatan penghubung

Liputan6.com, Pemalang - Ribuan warga di Desa Walangsanga Kecamatan Moga Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah membutuhkan pasokan air bersih bencana banjir bandang yang melanda di wilayah setempat.

Akibat banjir bandang bercampur lumpur yang menerjang puluhan rumah di Desa Walangsanga, selain memutus saluran air bersih juga merusak rumah-rumah dan sebuah jembatan penghubung antar desa setempat ambrol hingga memutus akses jalan utama warga.  

Menurut Tarno (40) warga Desa Walangsanga Kecamatan Moga mengatakan, sejak banjir bandang bercampur lumpur menerjang desanya menyebabkan kerusakan sejumlah fasilitas pipa saluran air bersih yang diambil dari mata air di kaki Gunung Slamet.  

Selain itu, banjir bandang lumpur juga merusak puluhan rumah warga dan sebuah jembatan ambrol dan memutus akses utama jalan penghubung antar desa warga.

‎Warga setempat pun dibantu relawan telah bergotongroyong menyelesaikan ‎pembuatan jembatan darurat dari batang kayu pring. Adapun bencana banjir bandang lumpur itu terjadi kemarin sore sekitar pukul 16.00 WIB.  

"Sejak Kamis (2/2) dini hari hujan terus menerus turun sampai siang hari. Akibatnya air dari limpasan Sungai Ketuon dari lereng Slamet meluap hingga menerjang rumah-rumah warga," ucap Tarno, Jumat 3 Februari 2017.  

Beruntung, banjir bandang lumpur itu tak sampai menimbulkan korban jiwa ataupun luka-luka. Pasalnya, saat kejadian warga telah bersiaga di kediamannya masing-masing.  

"Pipa dan selang air yang menjadi andalan warga disini mendapatkan air bersih rusak karena hanyut terbawa banjir bandang lumpur," dia menambahkan.  

Untuk sementara waktu, lantaran tak mendapatkan pasokan air bersih. Warga setempat pun mengandalkan sumur yang ada.  

"Sudah seharian ini nggak ada air bersih, warga di sini antre mendapatkan air bersih dari sumur milik warga," katanya.

Sedangkan jembatan yang melintas di sungai itu pun putus diterjang banjir. Rumah di sekitar sungai Ketuon itu juga sempat terendam banjir hingga satu meter. 

"Ratusan warga disini sempat membuat warga memutar belasan kilometer karena putusnya jembatan yang membentang diatas Sungai Ketuon," kata dia. 

Tarno bercerita, sesaat sebelum jembatan yang membentang diatas sungai Ketuan itu ambrol dan terputus. Dirinya sempat melihat ada beberapa warga sedang melintas diatas jembatan tersebut.  

"Sebelum jembatan putus, ada lima warga yang ada di atas jembatan. Saya melihat pondasi jembatan sudah rapuh, kemudian saya meminta mereka untuk menyingkir, benar saja setelah itu, jembatan putus," ungkap dia.  

Sementara itu, Kepala Desa Walangsanga, Suroto membenarkan warga di desa itu menggantungkan pasokan air dari sumber mata air di atas desa atau dari lereng Gunung Slamet.  

"Kalau di sini rata - rata warga memasang selang dan pipa untuk mendapatkan air bersih. Saat ini, saluran air putus dan warga kekurangan pasokan air bersih," ucap Suroto.  

Penanggulangannya, kata dia, Pemerintah Desa telah mengupayakan bantuan untuk warga desa Walangsanga.  

"Kami sudah melaporkan bencana banjir bandang lumpur ini ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), bantuan segera datang untuk membantu warga," jelasnya.  

Ia menjelaskan, bantuan yang diberikan kepada warga korban banjir bandang seperti, bantuan logistik dan ribuan karung berisi pasir untuk menahan tebing rumah warga yang longsor.  

Disisi lain, rumah-rumah warga di Desa Walangsanga memang berada di tebing perbukitan dan sangat rawan longsor.

"Kami akui kalau perkampungan warga di Desa Walangsanga memang tanahnya labil dan rawan sekali amblas ataupun longsor," jelasnya. 

Hingga kini, kata Suroto, pendataan rumah warga yang rusak dan infrastruktur desa masih dilakukan pendataan.  

"Hasil pendataan sementara lebih dari lima rumah warga rusak, satu jembatan putus dan merusak sambungan pipa dan selang air bersih," kata Suroto. 

Tim Gabungan dibantu relawan dan warga setempat saat ini terus melakukan membersihkan rumah-rumah dari lumpur dan puing-puing usai banjir melanda. Selain itu, juga bergotong royong membersihkan lumpur dan longsoran tanah yang menutup tiga titik jalan desa akibat longsoran tanah tebing.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini