Sukses

Mengejar Senja di Bukit Cinta Warisan Belanda

Bukit cinta Jatipohon Indah banyak dikejar kalangan muda untuk menikmati cermin bintang.

Liputan6.com, Grobogan - Hujan disertai angin seakan tidak mau berhenti mengguyur Bukit Cinta Jatipohon yang berada di antara Kabupaten Grobogan dan Kabupaten Pati. Berkah dari langit itu menyelipkan rasa dingin di antara pori-pori kulit dan memberi suasana lain di wilayah yang dikenal gersang dan panas tersebut.

"Jika hujan turun, seakan di Jatipohon memberikan suasana lain di Kabupaten Grobogan. Sejuk dengan angin semilir," ujar Anjar, warga Purwodadi, Kabupaten Grobogan, ketika bersantai di Jatipohon, beberapa waktu lalu.

Pemandangan pohon tinggi nan hijau di tengah hiruk-pikuk lalu lalang kendaraan menjadikan Jatipohon sebagai surga di tengah gunung padas. Suasana makin indah ketika malam hari tiba.

"Minimnya cahaya di sekitar bukit Jatipohon dibatasi dengan gelap hutan belantara menjadikan lampu penerangan jalan seakan menjadi cahaya bintang yang ditata sejajar," ucap Anjar.

Kota Purwodadi yang kecil seolah dikaruniai cermin bintang. Anjar menerangkan, cermin bintang yang dimaksud adalah perpaduan bintang di langit yang membentuk berlian dan cahaya kerlap-kerlip dari tiang listrik rumah warga.

"Karenanya, kebanyakan kalangan muda tidak jarang nekat berangkat sore ke atas Bukit Cinta Jatipohon untuk mengejar sunset dan kemping di atas bukit untuk menunggu sunrise sembari bercanda di alam terbuka," ucap dia.

Bukan saja keindahan alam hutan dan perbukitan, tetapi objek wisata bernuansa cinta di ujung utara Kabupaten Grobogan ini juga menawarkan keramahan dan ketenangan yang jauh dari ingar-bingar perkotaan.

Jatipohon Indah, lebih dikenal dengan sebutan JPI, juga menawarkan suasana kemping yang penuh pesona. Mengandalkan cahaya alam, yakni rembulan dan bintang, pencinta wisata outdoor akan lebih leluasa menikmati cahaya bintang yang menerangi di bumi kala malam.

"Tidak saja di siang hari, keindahan lautan hutan jati yang terhempar di Gunung Kendeng atau tidak jarang disebut Barisan Seribu juga memanjakan mata ketika malam hari," ujar Hendy Hernandi, ketika ditemui kemping di Bukit Katresnan bersama komunitas Wisata Grobogan.

Remaja yang rajin mengenalkan wisata di sudut timur Jawa Tengah ini mengaku keindahan wisata peninggalan Belanda yang ada sejak 1931 menjadi tempat asyik untuk berlibur tanpa mencekik kantong.

Cukup dengan biaya masuk Rp 5.000 per orang untuk bisa menikmati pesona Jatipohon secara lengkap. Jatipohon juga menarik ketika anda ingin berswafoto dengan background alam yang masih alami.

Dwi Arofa, gadis berhijab yang ikut dalam kemping semalam di puncak Gunung Kendeng, sebuah gunung yang terancam diratakan industri semen itu, juga menggambarkan keasyikan berkemah di titik tertinggi Kabupaten Grobogan dengan semalam tidur di dalam tenda yang dipasang di Gardu Pandang.

"Dari Gardu Pandang, Anda bisa melihat matahari terbenam dan matahari terbit," kata gadis berhijab sembari tersenyum manis menyambut pagi.

Beny, salah satu pengelola obyek wisata JPI mengaku, JPI merupakan objek wisata yang dikelola secara mandiri warga desa yang merupakan objek wisata cinta yang dibangun sejak zaman penjajahan Belanda.

"Tidak saja hotel yang saat ini dikelola Perhutani KPH Purwodadi, namun juga tapak yang kemungkinan menjadi titik pantau pengamanan hutan dan wilayah oleh Belanda juga masih dapat ditemui," ujar Beny.

Suasana yang dibangun oleh alam, yakni cahaya kekuningan yang muncul di ufuk timur pada pagi hari ditambah suasana menjadikan JPI sebagai wisata pilihan warga Pati dan Grobogan untuk berlibur.

Selain itu, keberadaan rumah tradisional limasan yang memiliki atap membumbung tinggi juga menjadi bagian yang menambah ramainya wisatawan bertandang ke JPI.

"Yang datang kebanyakan kalangan muda. Keramaian bertambah karena saat ini jelang akhir liburan. Tentu banyak remaja yang ingin berwisata namun tidak harus jauh dari rumah," kata Beny.

Tidak saja dari Grobogan, keindahan JPI juga banyak diburu remaja asal Demak, Kudus, Jepara bahkan Semarang untuk dijadikan latar selfie.

"Tidak saja pegunungan, keberadaan kolam renang yang merupakan pengembangan dari Sumber Jati, yakni petilasan peninggalan nenek moyang yang dikenal bisa bikin awet muda dan cantik serta tampan juga menjadi alasan kalangan muda untuk bersantai di Jatipohon," ujar Beny.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini