Sukses

Sensasi Wisata Atas Bawah di Masjid Raya Bandung

Masjid Raya Bandung makin ramai pengunjung saat Ramadan. Ada 1.000 porsi sajian berbuka tersedia.

Liputan6.com, Bandung - Berkunjung ke Bandung tak lengkap jika tak ke Masjid Raya Bandung. Baik saat maupun di luar bulan Ramadan, pengunjung yang datang tak pernah surut. Apalagi, kawasan masjid menawarkan pemandangan berbeda 180 derajat, yakni pemandangan dari atas dan pemandangan dari bawah.

Wisata atas dilakukan dengan mengunjungi menara masjid. Terdapat dua menara di area masjid. Bagi orang dewasa yang ingin menuju ke puncak menara dikenakan tarif sebesar Rp 7.000, sedangkan pengunjung anak hanya Rp 3.000.

Setelah membayar karcis, pengunjung menara masjid akan masuk lift. Di lift ini terdapat seorang petugas yang siap membantu pengunjung naik ke lantai 19 dan juga melayani pengunjung yang akan turun.

Sesampainya di atas menara, puluhan pengunjung sudah asyik berfoto-foto dengan latar keindahan panorama Bandung dari ketinggian. Selain swafoto, pengunjung yang lain sibuk mendokumentasikan panorama perkotaan.

Salah seorang warga, Agus (34) mengatakan, meski sudah berulang kali menaiki menara dirinya tak pernah bosan melihat pemandangan kota Bandung dari ketinggian.

"Saya cukup sering ya ke sini. Biarpun tidak setiap bulan. Lumayan ada hiburan juga buat anak," kata warga Pasirkoja ini kepada Liputan6.com, Jumat, 2 Juni 2017.

Agus biasa berkunjung ke menara masjid bersama putrinya Meisya (6). Menurutnya, menara masjid merupakan sarana rekreasi yang murah meriah.

"Untuk tiket masih terjangkau walau ada kenaikan seperti Ramadan sekarang. Puas saja bisa sampai ke puncak melihat pemandangan," ucapnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Lapangan Rumput Sintetis

Setelah puas melihat panorama kota Bandung dari menara masjid, Liputan6.com mencoba untuk mengunjungi taman wisata Alun-alun yang masih berada di komplek Masjid Raya Bandung.

Meski sudah banyak berubah, Alun-alun kota Bandung masih menjadi destinasi wisata liburan masyarakat. Alun-alun saat ini berupa lapangan luas di depan masjid yang menggunakan rumput sintesis. Menginjakkan kaki di tempat ini berarti harus melepaskan alas kaki terlebih dulu.

Berdasarkan pantauan Liputan6.com, Alun-alun Bandung sore itu lebih riuh dibanding hari biasanya. Ada yang bermain sepak bola, ada yang berswafoto dan ada juga yang bermain gelembung sabun.

Bagi warga yang ingin bersantai di taman ini tidak ada biaya retribusi masuknya. Untuk memarkirkan kendaraan pribadi baik itu roda empat atau roda dua, bisa melalui basement.

Menurut Sinta (30), ruang terbuka seperti Alun-alun cocok untuk keluarga baik untuk anak-anak ataupun orang dewasa. "Senang ya bisa duduk-duduk santai di atas rumput sintetis. Anak-anak juga bisa bebas berlarian di sini," tuturnya.

Meski begitu, Sinta menyayangkan tidak tersedianya tempat cuci kaki. Ada kalanya rumput yang sering dipakai oleh masyarakat beraroma bau kaki dan memunculkan bau kurang sedap.

"Ya paling harus agak jauh ke WC umum," ujarnya.

Semarak Ramadan di Masjid Raya

Sepanjang bulan Ramadan, Masjid Raya Bandung nyaris tak pernah sepi. Hal itu terlihat dari aktivitas ibadah sepanjang bulan puasa ini meski sebenarnya di hari biasapun umat Islam menggunakan masjid sebagai tempat ibadah.

Menurut Sekretaris DKM Masjid Raya Bandung Provinsi Jawa Barat, Ao Sutisna, pihaknya sudah menyiapkan kegiatan sepanjang Ramadan di Masjid Raya Bandung, di antaranya ceramah dan shalat tarawih, kuliah subuh, kajian tafsir Alquran, tadarus Alquran, zikir dan doa pengantar takjil hingga takjil berjamaah.

"Rencananya juga ada pelatihan dakwah," kata Ao.

Selain itu, DKM juga merencanakan kegiatan peringatan Nuzulul Quran yang dilaksanakan malam 17 Ramadan 1438 H. "Kegiatan ini biasanya dihadiri Pak Gubernur," ucapnya.

Dia menambahkan, DKM juga bekerja sama dengan sekolah-sekolah untuk menggelar Pesantren Ramadan. Pihaknya juga menggelar beberapa pelatihan seperti pelatihan khatib dan imam, pengurusan jenazah hingga pelatihan pembagian waris.

"Kita juga menerima zakat, infak dan sadaqah yang dilaksanakan setiap hari," ujarnya.

Sedangkan untuk buka puasa berjamaah, panitia menyediakan 1.000 porsi tiap hari. "Itu dari mereka pemberi takjil, mulai dari bapak Gubernur, perangkat daerah dan masyarakat atau jamaah yang ingin membantu kegiatan takjil bersama," jelasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.