Sukses

Berbukalah dengan Yang Gratis, Bubur Pedas ala Medan

Pemburu bubur pedas gratis ala Kota Medan itu tak terkecuali bule.

Liputan6.com, Medan - Selama bulan suci Ramadan, banyak masyarakat yang berburu makanan-makanan khas untuk berbuka puasa. Mulai dari penganan ringan seperti kurma, gorengan hingga makanan berat.

Di Kota Medan, Sumatera Utara, ada satu makanan khas yang selalu menjadi buruan masyarakat selama bulan Ramadan. Makanan tersebut adalah bubur pedas.

Ya, hidangan khas Melayu ini rutin disediakan pihak Masjid Raya Al Mashun untuk menu berbuka puasa. Mereka menyediakan bubur ini kepada masyarakat secara gratis.

Menurut Hamdan, juru masak bubur pedas di masjid tersebut, pembagian bubur pedas sudah dilakukan pihak Masjid Raya Al Mashun sejak masa kejayaan Kesultanan Deli di bawah kepemimpinan Sultan Makmun Al Rasyid Perkasa Alam Syah, yaitu pada 1909 Masehi.

"Sudah dari dulu, ini tradisi masjid ini selama Ramadan," kata Hamdan saat berbincang dengan Liputan6.com, Kamis, 1 Juni 2017.

Dia mengatakan, ada 900 sampai 1000 porsi bubur pedas yang disediakan pengurus Masjid Raya Al Mashun setiap harinya. Meski rempah yang digunakan sebagai bumbu saat ini berbeda dibandingkan di masa lalu, namun masyarakat tetap meminati bubur satu ini.

Hamdan menyebut, proses pembuatan bubur pedas dilakukan mulai pukul 13.00 WIB hingga pukul 15.00 WIB. Kemudian pada pukul 16.00 WIB, bubur dibagikan kepada masyarakat yang datang.

"Kalau sudah jam 3 sore, sudah banyak yang antre. Kita nggak pilah-pilah, sama saja semua. Yang datang bukan hanya orang Medan saja, ada juga dari luar kota, bule (turis asing) juga ada kadang-kadang," ucap Hamdan.

Seorang warga bernama Hendrik mengatakan, menikmati bubur pedas sangat nikmat jika dipadukan dengan anyang -sejenis lalapan sayur pakis- dan toge yang dicampur dengan cabai, udang kering dan kelapa kukur goreng.

"Kalau anyang nggak disediakan sama pihak masjid, saya beli sendiri di luar," ucap warga Jalan Monginsidi perihal santapan buka puasanya di bulan Ramadan itu.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.