Sukses

Hiruk Pikuk Libur Lebaran

Dua perempuan manis pun menghampiri sosok menyerupai makhluk pocong tersebut. Dan kemudian bergaya, 1, 2, 3 … Jepret.

Liputan6.com, Jakarta - Oleh: Oscar Ferri, Hanz Jimenez Salim, Taufiqurrohman, Bima Firmansyah, Edward Panggabean, dan Silvanus Alvin

Di tengah lautan manusia yang hiruk pikuk di halaman luas Monumen Nasional (Monas), Jakarta, sesosok makhluk putih meloncat-loncat siang bolong tadi. Tubuhnya kurus, badannya terbungkus kain putih yang bagian ujung kepalanya diikat.

Wajahnya putih pucat seperti rusak. Matanya cekung kehitaman. Noda merah seperti darah tampak jelas berbekas di mukanya yang kelam dan suram. Dengan susah payah dia berpindah dari satu tempat ke tempat lain.

Dua perempuan manis pun menghampiri sosok menyerupai makhluk pocong tersebut. Dan kemudian bergaya, 1, 2, 3 … Jepret. Membuntuti aksi mereka, sejumlah warga lain juga melawan rasa takutnya dan mendekati si pocong.

Tak cuma Monas, bagian lain Ibukota masih tak henti bergeliat meski telah ditinggalkan sebagian warganya yang mudik ke seantero Nusantara. Kebun binatang dan pantai yang dimiliki kota metropolitan ini masih menjadi pilihan seru untuk menghabiskan masa libur Lebaran.

Sementara di pojok lain, ribuan mobil berpelat B kembali merayapi jalan beraspal di kawasan Puncak, Jawa Barat. Kesibukan lalu lintas sudah terjadi sejak pagi tadi. Para wisatawan itu sibuk mencari tempat hiburan.

Pocong di Siang Bolong

Monas pada H+2 Lebaran ini penuh. Nyaris 2 ribu orang tercatat menyesaki tugu setinggi 132 meter itu. Di tengah-tengah banjirnya pengunjung, 1 sosok putih tampak melompat-lompat.

Sosok menyerupai pocong yang berkeliaran di Monas itu bernama Daryanto. Menjadi pocong di masa liburan ini adalah caranya mencari berkah Lebaran.

Sudah hampir 2 tahun Daryanto mengamen dengan berdandan ala pocong di kawasan Monas. Sesekali ia juga berdandan ala tentara.

 

 

Hampir tiap menit, selalu ada saja orang yang meminta foto bareng dengan si pocong. Ada yang berani foto di samping pocong. Tapi ada pula yang takut karena tampilannya yang menyeramkan. Bahkan ada seorang anak kecil yang sampai menangis ketika hendak foto bareng dengan si pocong.

"Seikhlasnya saja mereka kasih. Kita nggak targetkan berapa. Yang penting ikhlas, kita kerja juga jadi ibadah," ujar pria 50 tahun ini kepada Liputan6.com di Monas, Jakarta, Rabu 30 Juli 2014.

Dengan profesi ini, Daryanto dan teman-temannya bisa mengeruk rezeki halal, sekaligus menghibur para pengunjung. Tak besar, tapi setidaknya bisa menghidupi mereka dan keluarganya.

"Kalau penghasilan sehari alhamdulillah bisa sampai Rp 200 ribu kalau lagi momen seperti Lebaran ini. Tapi kalau hari biasa paling Rp 75 ribu. Itu juga kalau tidak hujan. "

Tak cuma melihat aksi Daryanto, pengunjung juga bisa menggowes sepeda berkeliling Monas. Menggowes tak kalah asyik dari naik ke puncak Tugu Monas.

Sementara itu, di belahan lain Ibukota, warga juga menyerbu kawasan Taman Impian Jaya Ancol di Jakarta Utara. Teriknya matahari tak menghalangi pengunjung berdatangan, sehingga arus lalu lintas di dalam kawasan Ancol macet.

Beach pool Ancol menjadi tempat favorit yang dikunjungi warga bersama keluarga. Petugas pantai pun mengingatkan pengunjung agar tidak berenang ke tengah, karena air laut makin pasang.

Bosan berenang, anak-anak bisa bermain pasir dan membangun rumah-rumahan atau istana di pinggir pantai. Sebagian pengunjung berkumpul bersama keluarga di bawah pohon, trotoar dan taman di pinggir sambil menyantap hidangan.

Berbagai wahana disiapkan pengelola Ancol untuk menghibur para pengunjungnya. Ada 5 macam hiburan utama yang disediakan. Harganya beragam, mulai dari yang murah sampai mahal. Kelima macam itu adalah Dunia Fantasi (Dufan), Atlantis Water Adventure, Ocean Dream Samudra, Taman Impian dan Pasar Seni, serta Ocean Ecopark.

Tak kalah membludak, Taman Mini Indonesia Indah (TMII) di Jakarta Timur juga disesaki warga yang ingin menghabiskan masa libur Lebaran. Puluhan ribu orang tercatat memasuki tempat wisata itu hanya dalam 1 hari.

Puncak keramaian pengunjung diprediksi pada H+6 dan H+7 Lebaran. Jumlah pengunjung diprediksi bakal menembus 50 ribu.

Sukacita di libur Lebaran ini juga terlihat di Taman Margasatwa Ragunan, Jakarta Selatan. Pengunjung membludak penuh sesak. Saking penuhnya, banyak anak yang tercerai dari orangtuanya. Hilang.

Seperti yang dialami Rahmat pada 29 Juli 2014 lalu. Jauh-jauh dari Bogor, Jawa Barat, Rahmat harus mencari keponakannya, Vinza (5) yang terpisah dari rombongan di kebun binatang itu sejak pagi. Rahmat berharap, gadis kecil itu dapat segera ditemukan.

"Terakhir dia dipegangi sama anak perempuan saya. Tapi setelah anak perempuan saya selesai dari kamar mandi, ternyata sudah tidak ada lagi itu anak," tutur Rahmat di pusat informasi Kebun Binatang Ragunan.

630 Petugas keamanan yang dikerahkan di kebun binatang itu serasa masih belum cukup untuk menghentikan aksi para pencopet. Para pencopet beraksi saat pengunjung lengah.

Sebagian besar korban mengaku dicopet dengan modus tasnya dirusak menggunakan silet.

Puncak 'Koma'

Di saat Monas, Ragunan, Ancol penuh sesak, maka sebagian warga Jakarta memilih untuk meninggalkan sejenak kota ini. Puncak di Bogor, Jawa Barat, menjadi lokasi untuk menghabiskan sisa libur Lebaran ini.

Arus lalu lintas di jalur Puncak pada H+2 Lebaran kian menjadi. Kepadatan terus terjadi dari pintu Tol Gadog hingga kilometer 34 atau sepanjang 13 kilometer. Kendaraan didominasi oleh bus pariwisata dan kendaraan pribadi berplat B.

Kepadatan ini terjadi sejak pagi. Karena itu aparat memberlakukan sistem satu arah untuk mengurai kemacetan.

Namun petugas yang mengatur arus lalu lintas di Jalur Puncak tetap kewalahan, akibat dahsyatnya luapan volume kendaraan dari arah Jakarta menuju kawasan Puncak. Tak hanya itu, antrean kendaraan juga mengular dari arah Cianjur menuju Jakarta.

Akibatnya, kendaraan baik dari arah Jakarta menuju Puncak atau sebaliknya diam ditempat dan tidak bisa melaju sudah sekitar 2 jam.

"Jalur Puncak saat ini dalam status koma, dan pada pengendara diminta untuk berbalik arah ke Jakarta," ujar seorang petugas melalui pengeras suara di Pos Polisi Gadog, Rabu 30 Juli 2014.

 

 

Sebenarnya ada 2 jalan alternatif yang bisa digunakan pengendara, baik kendaraan roda dua maupun roda empat. Yakni menggunakan jalur Sentul dan Megamendung.

Untuk jalan alternatif Sentul, kendaraan bisa keluar melalui pintu tol Sentul kemudian mengambil jalan arah Kecamatan Babakan Madang menuju ke arah Desa Bojong Koneng. Kemudian melewati perumahan Bukit Pelangi (Rainbow Hill). Selanjutnya melewati jalan menanjak dan berkelok, lalu sampai di Desa Gunung Geulis, Kecamatan Sukaraja.

Setelah itu Anda akan keluar di Gadog arah Puncak. Sementara untuk jalan alternatif kedua, yaitu melalui jalur Megamendung-Cikopo-Pasar Cisarua. Jalur ini dapat dijumpai ketika Anda sudah keluar pintu tol Ciawi menuju Gadog. Setelah pospol Gadog, sekitar 50 meter dari sana, Anda ambil belokan ke arah Megamendung.

Kemudian melalui Desa Pasir Muncang, Desa Sukabirus, Desa Megamendung, Desa Cidokom, dan berakhir di Desa Citeko, Kecamatan Cisarua atau dekat dengan Pasar Cisarua.

Dan di tengah hiruk pikuk ini, kecelakaan masih terjadi. Sejak pelaksanaan Operasi Ketupat 29 Juli 2014 lalu, Polri mencatat setidaknya sudah 42 orang tewas akibat kecelakaan lalu lintas yang tersebar di wilayah Indonesia, pada musim mudik maupun balik.

Karenanya tetap waspada dan terus berhati-hati dalam perjalanan Anda. Selamat berlibur! (Ans)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.