Sukses

Dedi Mulyadi Siap Gratiskan Kembali Biaya Pendidikan di Jawa Barat

Dedi Mulyadi menyampaikan komitmen tersebut saat berkunjung ke Kabupaten Bekasi.

Liputan6.com, Bekasi - Calon Wakil Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengaku siap menggratiskan kembali biaya pendidikan di semua tingkatan sekolah di Jawa Barat.

Dedi Mulyadi menyampaikan komitmen tersebut saat berkunjung ke Kabupaten Bekasi. Tepatnya, di Desa Karang Patri, Kecamatan Pebayuran, Rabu 7 Maret 2018.

Sebagaimana diketahui, wali murid kembali harus membayar biaya bulanan sekolah tingkat SMA/sederajat dengan dalih kewenangannya ada di tangan Pemerintah Provinsi Jawa Barat.

Sementara, untuk tingkat SD dan SMP, biaya sekolah sudah gratis karena mendapatkan pembiayaan dari APBD kabupaten/kota.

"Masalah itu muncul saat SMA berada di bawah kewenangan Pemprov, muncul lagi biaya. Karena itu, saya berkomitmen untuk menghapuskan biaya tersebut agar SMA kembali gratis," kata cawagub nomor urut 4 Dedi Mulyadi.

Selain itu, pria yang sukses menerapkan konsep pendidikan berkarakter di Purwakarta tersebut juga menyoroti tentang kurikulum. Menurut dia, kurikulum di seluruh sekolah di Jawa Barat harus sederhana dan tidak boleh berbelit-belit.

Konsep sederhana tersebut berupa menyesuaikan kurikulum dengan lingkungan dan karakter wilayah. Sehingga, sekolah dapat mencetak pelajar produktif dan tidak gagap dalam menghadapi perkembangan zaman.

"Kalau wilayah tempat tinggal anak-anak kita itu basis peternakan, maka di sekolah diajarkan beternak. Kalau seperti di sini, sentra kerajinan kayu, maka di sekolahnya pun diajarkan juga. Saya yakin potensi masing-masing wilayah akan tergali dengan cara ini," ujar Dedi Mulyadi.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Perlunya Pendidikan Vokasional

Di Purwakarta, tempat Dedi mengabdi sebagai Bupati, pendidikan khusus tersebut bernama pendidikan vokasional. Sebanyak dua kali dalam sebulan, para pelajar diharuskan untuk membantu pekerjaan yang dilakoni orangtuanya.

Program tersebut selain memiliki fungsi psikomotorik, juga memiliki nilai afektif untuk mengasah empati pelajar terhadap orangtua dan lingkungan sekitar.

"Gak usah lama-lama berteori, 6 bulan kan cukup. Sisanya praktik langsung. Lebih bagus lagi kalau praktiknya di perusahaan, kan bisa tambah uang saku buat bantu orangtua," katanya.

Gagasan Dedi Mulyadi tersebut muncul saat dia bertemu Iyang, pelajar desa setempat. Usai pulang sekolah, Iyang biasa membantu orangtuanya yang bekerja sebagai perajin kayu.

"Ini contohnya, bukan tidak mungkin hari ini bapaknya jadi tukang kayu, tapi besok anaknya jadi pengusaha mebel. Anak ini sangat mungkin juga menjadi presiden nanti," Dedi menegaskan.

*Lihat profil para calon yang bertarung dalam Pilkada 2018 di halaman ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.