PDIP Usung 96 Kadernya di Pilkada 2018

PDIP Umumkan Lima Pasangan Cagub Dan Wagub Pilkada Serentak 2018 — Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri foto bersama dengan pasangan Cagub-Cawagub PDIP, Jakarta, Minggu (7/1). PDI Perjuangan (PDIP) mengumumkan lima pasangan gubernur dan wakil gubernur pada pilkada serentak 2018. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) mengusung 96 kadernya untuk berlaga di Pilkada 2018. Sebanyak 44 kader partai maju sebagai calon kepala daerah sementara 52 sisanya memperebutkan kursi wakil kepala daerah.

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menilai, jumlah kader yang cukup banyak ini menandakan keberhasilan kaderisasi partai sehingga partisipasi kader semakin meningkat. PDIP juga memandang Pilkada 2018 sebagai momentum untuk memperkuat mekanisme kelembagaan partai.

PDIP mencatat, kerjasama dengan partai lain pada Pilkada 2018 ada di 171 daerah. Koalisi tertinggi PDIP adalah dengan Golkar dan Hanura yakni di 54 daerah.

Sedangkan kerjasama PDIP dengan PPP sebanyak 52 daerah, dengan PAN 51 daerah, dengan PKS 32 daerah dan bersama PKPI di 29 daerah. Menurut Hasto, keragaman kerjasama dengan partai lain dalam pilkada ini terjadi karena aspek historis, kultur, dan dinamika politik lokal.

"Konfigurasi kerjasama politik tersebut menunjukkan bahwa dinamika politik nasional berbeda dengan daerah," ujar Hasto, Selasa (16/1/2018).

2 dari 2 halaman

Dukung Jokowi

Bicara Soal Azwar Anas, Sekjen PDIP Keluarkan Air Mata — Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto memberi keterangan pers usai menemui Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri, Jakarta, Sabtu (6/1). Abdullah Azwar Anas mengundurkan diri sebagai bakal calon wakil gubernur di Pilkada Jawa Timur 2018. (Liputan6.com/Arya Manggala)

Hasto menegaskan, ukuran sebenarnya dalam pilkada seharusnya dilihat bukan semata dari hasil, namun bagaimana proses melahirkan pemimpin tersebut.

"Ibu Megawati Soekarnoputri selalu menegaskan bahwa PDI Perjuangan menempatkan aspek ideologi, kepemimpinan, personality yang baik, rekam jejak kinerja calon, dan kemampuan untuk menampilkan wajah kekuasaan yang membangun peradaban untuk rakyat, sebagai kriteria utama di dalam menetapkan calon," tutur Hasto.

Kriteria yang disampaikan itu, jelas dia, bertujuan mencari pemimpin untuk rakyat. Hasto tak lupa mengingatkan agar para kader terus selaras dengan amanat partai dalam memegang teguh ideologi pancasila serta memberikan dukungan sepenuhnya pada kepemimpinan Presiden Jokowi.