Sukses

Atasi Pemukiman Kumuh, Ahok-Djarot akan Buat Program Bedah Rumah

Calon Wakil Gubernur DKI Djarot Saiful Hidayat, mengungkapkan pihaknya akan membuat Program Bedah Rumah untuk mengatasi pemukiman kumuh.

Liputan6.com, Jakarta Calon Wakil Gubernur DKI Djarot Saiful Hidayat, mengungkapkan ia dan Ahok berniat meneruskan Program Kampung Deret yang sebelumnya telah digagas oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) sewaktu masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta. Namun, kali ini lebih mengutamakan Program Bedah Rumah.

"Kami ingin meneruskan Program Kampung Deret yang dilakukan sejak zaman Pak Jokowi, tetapi ada beberapa kendala yang kami hadapi. Daripada program pembenahan permukiman kumuh berhenti, kami buat Program Bedah Rumah," ujar Djarot.

Saat memaparkan program “Bedah Rumah” tersebut, Djarot mengaku dirinya sudah berpengalaman dalam menggiatkan program itu selama menjabat sebagai Wali Kota Blitar.

“Saya ini Wali Kota Blitar yang dikenal bisa membedah lebih dari dua ribu rumah di Blitar,” ujarnya.

Program Bedah Rumah merupakan program yang dibentuk dengan tujuan memperbaiki rumah yang kumuh, sudah rusak, dan tak layak huni. Bukan hanya itu saja, program bedah rumah juga memfokuskan pada perbaikan musala yang memiliki kondisi rusak.

Djarot menuturkan, dirinya memiliki tanggung jawab dalam pelaksanaan program pengentasan kemiskinan. Lantaran dirinya menjabat sebagai Ketua Harian Penanggulangan Kemiskinan Nasional.

Program Bedah Rumah, kata Djarot, dianggap sebagai program yang cocok untuk menyejahterakan warga DKI yang memiliki hunian tidak layak. Kemudian mantan Wali Kota Blitar itu pun membandingkan dengan jumlah rumah kumuh yang pernah ia bedah di Blitar, dengan jumlah rumah kumuh yang ada di ibukota.

Menurutnya jumlah rumah kumuh di Jakarta bisa mencapai 20 ribuan. “Di sini mungkin bisa 20 ribu lebih rumah kumuh, ini yang kita bedah,” kata Djarot.

Djarot yakin Program Bedah Rumah akan berhasil menangani permasalahan permukiman kumuh di Jakarta. Hal ini terbukti dari pengalaman Djarot semasa dirinya masih menjadi Wali Kota Blitar, kala itu ia berhasil membedah 2.000 rumah.

"Sebanyak 2.000 rumah di Blitar berhasil kita bedah hingga sehat semua. Jadi, kalau ada warga tidak mampu, yang rumahnya perlu dibedah, beri tahukan kepada kami, karena saya adalah Ketua Harian Penanggulangan Kemiskinan," tegasnya.

Meronovasi rumah warga kurang mampu dinilai Gubernur DKI Jakarta nonaktif, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) merupakan cara yang dapat ditempuh untuk mengatasi rumah-rumah kumuh, lantaran banyak rumah yang berada di gang sempit yang tidak mungkin dibongkar.

Alasannya, kata Ahok, karena banyak di antara mereka yang sudah memiliki surat kepemilikan tanah. Karena itu juga, Ahok menggalakkan agar tiap warga mengurus sertifikat untuk tanah mereka.

"Kalau rusun kan pindahan orang dari (pinggir) sungai. Kalau dia punya rumah sendiri di gang yang sempit, kan nggak mungkin kita bongkar, nggak mungkin kita gusur kan tanah dia kok. Maka kita bantu dia bikin sertifikat nggak bayar," ujar Ahok

Untuk mendukung Program Bedah Rumah agar dapat berjalan sesuai yang diharapkan, Ahok dan Djarot akan menambah pasukan pelangi di Jakarta, dengan membuat pasukan merah. Nantinya, yang akan melakukan perbaikan rumah kumuh tersebut adalah pasukan merah. Dalam satu kelurahan akan direkrut sebanyak 20 petugas pasukan merah. Mereka juga akan dilatih agar mampu memperbaiki rumah, memasang keramik, dan memperbaiki MCK.

Nantinya pasukan merah akan digaji senilai upah minimum provinsi (UMP) tiap bulannya. Para pasukan merah berperan untuk merenovasi rumah warga.

"Mungkin nama masih PPSU (Petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum). Tapi ini unit khusus merenovasi bangunan, dengan warna seragam merah,” ujar Ahok.

(*)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.