Sukses

Plt Gubernur DKI: Ada 3 Masalah Pilkada DKI 2017 Putaran Pertama

Masalah kedua, kata Sumarsono, Pilkada DKI 2017 sangat menggembirakan, karena tingkat partisipasinya sangat tinggi.

Liputan6.com, Jakarta - Direktorat Jenderal Otonomi Daerah Sumarsono menyebutkan, dari penyelenggaraan Pilkada 2017 di 101 wilayah 15 Februari lalu, hanya Pilkada DKI yang paling bermasalah terkait Daftar Pemilih Tetap (DPT).

Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta itu mengatakan, penyebabnya adalah Jakarta merupakan kota paling dekat dan dilihat serta menjadi perhatian. Secara keseluruhan, Pilkada DKI 2017 putaran pertama memiliki tiga persoalan pokok.

Pertama, Sumarsono mengatakan, adalah masalah DPT. Masih ada sekitar 56 ribu warga yang belum melakukan perekaman elektronik Kartu Tanda Penduduk elektronik atau E-KTP.

"Ketiga persoalan pokok, pertama bahwa, ada sekitar 56 ribu yang memang belum merekam, dicari enggak ketemu orang itu. Memang karena sebagian di apartemen atau di lokasi-lokasi yang sudah tergusur," ujar Soni di Kompleks Parlemen Senayan Jakarta, Selasa (7/3/2017).

Menurut Sumarsono, pihaknya terus mengejar orang-orang yang sudah pindah atau tergusur tersebut. Bahkan, ada mobil keliling untuk merekam data mereka.

"Ini kejar terus, sampai ada mobil keliling untuk menjemput siapa yang mau merekam. Meskipun setelah direkam, masih belum kita beri E-KTP hardcopy-nya, tapi kita kasih keterangan suket (surat keterangan) buat kepentingan pilkada. Ini pun belum 100 persen juga rekamannya," dia memaparkan.

Masalah kedua, ucap Sumarsono, Pilkada DKI 2017 sangat menggembirakan karena tingkat partisipasinya sangat tinggi. Bahkan, hingga kekurangan surat suara di beberapa Tempat Pemungutan Suara (TPS).

"Kedua, di luar dugaan, Pilkada DKI menggembirakan. Ternyata mampu memancing partisipasi luar biasa, target 75, meningkat 78 persen (hampir) di semua TPS," kata dia.

"Sehingga enggak ketampung juga, form (DPT tambahan) habis. Ini problem kedua, ini di luar dugaan ya," ucap pria yang akrab disapa Soni itu.

Masalah ketiga, Sumarsono mengungkapkan, yakni persoalan kecil. Seperti pemilih yang mencoblos di Tempat Pemungutan Suara (TPS) lain. Namun, ia berjanji persoalan-persoalan ini mampu diatasi.

"Di TPS A coblos TPS B, lalu bawa E-KTP, tapi enggak bawa KK, itu banyak sekali. Insyaallah poin ketiga ini, gimana selesaikan semuanya satu langkah sesuai amanah, dari Mendagri kepada saya sebagai Plt Gubernur," ujar dia.

Operasi Calon Pemilih

Sumarsono berjanji tidak akan ada satu orang pun yang kehilangan suaranya pada Pilkada DKI 2017 putaran kedua pada April mendatang.

"Tidak boleh satu orang pun yang kehilangan hak pilihnya. Karena itu kita akan operasi dari TPS ke TPS, kelurahan ke kelurahan, untuk memastikan semua yang dapat harus didaftar ulang. Termasuk mereka yang tidak sempat atau gagal dalam memilih, itu kita daftar ulang," dia menegaskan.

Karena itu, Sumarsono memastikan segala persiapan terkait DPT untuk Pilkada DKI 2017 akan dilakukan lebih matang. "Tapi kami akan siapkan segala sesuatunya. Yang jelas, DPT maupun DPTb (Daftar Pemilih Tambahan), kemudian daftar pemilih baru yang diperkirakan 17 tahun pada April nanti, kami pastikan terakomodasi di pilkada," Sumarsono menandaskan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.