Sukses

Tesla Padukan Restoran Cepat Saji dengan Stasiun Pengisian Mobil Listrik

Elon Musk pernah mengungkapkan akan membuat stasiun pengisian mobil listrik dilengkapi dengan restoran bergaya 1950-an.

Liputan6.com, Los Angeles - Elon Musk dikenal sebagai pribadi yang cukup ambisius dengan ide yang tidak masuk akal. Hanya saja, Elon Musk berani mewujudkan hal yang diungkapkan melalui cuitan di Twitter. Baru-baru ini, Elon Musk diduga akan membangun stasiun pengisian mobil listrik Tesla dengan tema restoran cepat saji tahun 1950-an.

Dilansir The Verge, pihaknya tidak mengonfirmasi adanya restoran bertema 1950-an, tapi hal tersebut mungkin terjadi. Cuitan Elon Musk memang menjadi tantangan tersendiri bagi public relation Tesla untuk menjelaskan maknanya. Salah satunya cuitan di bawah ini:

Mobil listrik memang membutuhkan waktu pengisian yang cukup lama, hal ini menjadi alasan bagi Tesla untuk menciptakan stasiun pengisian yang dilengkapi ruang tunggu.

Wajar saja jika Tesla benar-benar membangun restoran yang dilengkapi stasiun pengisian. Selain membuatnya terlihat menarik, pengemudi Tesla juga perlu mengisi perut sambil menunggu mobilnya diisi.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Gara-Gara Tesla, Permintaan Metal Langka Neodymium Meningkat

Strategi Tesla untuk menggunakan motor magnetik permanen berbahan neodymium di Model 3 Long Range ternyata berdampak besar. Dilansir Reuters, langkah tersebut meningkatkan tekanan terhadap kelangkaan bahan baku metal ini. Selain itu, adanya pembatasan ekspor di Cina membuat bahan tersebut dihindari.

Motor magnetik permanen dinilai lebih ringan, kuat, dan efisien dibanding motor induksi yang menggunakan koil tembaga. Sebenarnya beberapa pabrikan telah menggunakannya, namun langkah Tesla beralih ke motor magnetik permanen menjadi arah tren kendaraan listrik.

 

 

Sebuah studi memperlihatkan peningkatan permintaan neodymium sebesar 8,5 persen setiap tahunnya antara tahun 2010 hingga 2017. Harganya sendiri sekarang berkisar US$ 70 per kilogram. Lebih murah dibanding US$ 500 saat Cina membatasi ekspor di tahun 2010. Namun, harga sekarang lebih mahal 40 persen dibanding awal 2017. 

Meskipun disebut sebagai metal langka, pada kenyataannya neodymium banyak ditemukan di berbagai belahan dunia. Tapi, proses ekstraksinya sangat mahal dan sulit. Karena membutuhkan pemisahan dari berbagai metal yang berbeda. Berbeda dengan pemisahan tembaga dari bijihnya yang tergolong sederhana.

Cina merupakan negara yang berinvestasi cukup besar untuk proses ini. Tapi semakin ketatnya peraturan terkait penambangan, peleburan, dan industri yang menghasilkan polusi diperkirakan akan memperlambat pasokan. Selain itu, harga neodymium juga akan semakin mahal akibat stok terbatas.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.