Sukses

Calon Pembunuh Tesla Model X dari Cina, Harga Cuma Setengahnya

Dengan harga hanya setengah dari Tesla Model X, Nio ES8 menawarkan performa supercar dan kepraktisan layaknya SUV.

Liputan6.com, Jakarta Setelah berhasil mengejutkan pecinta otomotif dengan mencetak rekor di Nurburgring dengan EP9-nya, kini Nio, perusahaan asal Tiongkok lebih fokus menawarkan mobil yang lebih 'merakyat'. Nio ES8.

Dilansir Carscoops, awal tahun 2017 lalu Nio memperkenalkan ES8, sebuah SUV listrik berperforma tinggi. Mobil berdesain futuristik dan tegas ini diklaim menggunakan jumlah aluminium terbanyak dalam sebuah mobil produksi massal.

SUV listrik ini mengadopsi dua motor elektrik yang menghasilkan tenaga gabungan 643 Tk dengan torsi puncak 840 Nm. SUV berpenggerak empat roda ini sanggup melaju dari 0-100 km/jam dalam waktu 4,4 detik. Sebagai perbandingan, Tesla Model X P100D dapat melaju dari 0-100 km/jam dalam waktu 3,2 detik. 

Sumber energi berasal dari baterai berspesifikasi 70 kWh. Klaim jarak tempuhnya mencapai 355 km. Jika baterai habis, maka baterai dapat ditukar dengan baterai lainnya dalam waktu tiga menit saja.

Untuk mempermudah konsumennya, Nio akan menyediakan 1.100 stasiun penukaran baterai. Dukungan pengisian lainnya adalah 1.200 power mobile vehicles yang dapat memberikan ES8 jarak tempuh hingga 100 km setelah 10 menit pengisian.

SUV listrik ini dibanderol $67.715 (Rp 919 juta) di Cina. Harga tersebut terhitung 'murah' jika dibandingkan dengan Tesla Model X yang dibanderol dua kali lipat.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Demi Mengembangkan Mobil Listrik, Mercedes Sewa Tesla Model X

Sebuah pabrikan mobil 'membedah' mobil kompetitornya adalah hal yang wajar. Mobil kompetitor akan diuji sampai batas kemampuannya di sirkuit tertutup, dipakai untuk perjalanan jauh, bahkan dibongkar untuk dipelajari keseluruhan rangkaiannya.

Pada umumnya, mobil sang kompetitor memang dibeli untuk disiksa. Namun, tidak untuk mobil listrikTesla Model X yang satu ini.

Dilansir autoevolution, Mercedes-Benz melalui Sixt (perusahaan rental mobil) menyewa Tesla Model X yang dimiliki oleh pasangan suami - istri yang hendak berlibur. Tentu pasangan tersebut tidak menyimpan rasa curiga, dan merasa senang karena mobil kesayangannya dapat menghasilkan uang.

Namun, saat mobil dikembalikan, ternyata jarak tempuhnya sudah melebihi batas yang diizinkan. Kecurigaan semakin bertambah saat mengecek data lengkap sejarah perjalanan mobil, Tesla Model X tersebut dibawa hingga ke Barcelona dan sirkuit Daimler Sindelfingen.

Pemeriksaan lebih lanjut memperlihatkan kerusakan pada mobil akibat Mercedes-Benz membongkar dan memasangkannya kembali. Pasangan tersebut mengajukan keberatan terhadap Sixt, dan pasangan tersebut diarahkan untuk meminta ganti rugi senilai $95.000 (setara Rp 1,2 miliar).

Mobil listrik Tesla Model X tersebut kemungkinan besar dipelajari untuk mempersiapkan electric crossover EQC milik Mercedes-Benz.

3 dari 4 halaman

Tesla Riskan Goyah di 2018

Perusahaan otomotif Tesla milik miliarder Elon Musk ditakutkan akan goyah pada 2018 oleh para pengamat. Semakin banyaknya target produksi mobil Tesla yang harus dipenuhi berakibat pada tertekannya keuangan perusahaaan asal Sillicon Valley ini.

Setelah bertahun-tahun pamer akan teknik manufakturnya yang canggih, perusahaan otomotif ini harus diganjar kenyataan pahit saat harus mengejar produksi mobil non-mewah pertamanya, sedan Model 3 electric.

Janji Elon Musk yang akan memproduksi 5.000 unit pada akhir Desember tahun ini terealisasi jauh dari target. Dilansir dari USAToday.com, Kamis (28/12/2017) tahun 2018 pun bakal jadi waktu yang menentukan bagi Tesla.

Pengamat menilai, tahun yang baru ini akan menentukan langkah Elon Musk selanjutnya. Apakah akan tetap mempertahankan posisi Tesla sebagai produsen utama mobil listrik atau justru mencari cara untuk menutupi kondisi finansial yang menyusut di kuartal tiga tahun 2017.

"Apakah tahun ini investor akan mengatakan 'cukup' ataukah mereka akan tetap memberi suntikan pendanaan bagi Tesla? Ini merupakan pertanyaan besar," ungkap analis Autotrader.com Michelle Krebs.

Meski 2018 ditakutkan bisa menjadi tahun yang riskan bagi Tesla, antusias dari investor masih tinggi. Pada September lalu, Tesla mampu menyalip General Motors sebagai perusahaan otomotif paling bernilai di Amerika Serikat.

Nilai saham Tesla pernah meroket ke angka US$ 389,61 di Bulan September. Sebelum akhirnya menurun kembali 20 persen ke angka US$ 321.

Tesla kini memiliki nilai perusahaan sebesar US$ 53,3 miliar.

4 dari 4 halaman

GM: Tesla akan Gulung Tikar

Mantan Wakil Ketua General Motors (GM), Bob Lutz, mengeluarkan pernyataan yang cukup bikin kuping panas. Terlebih bagi Elon Musk, pendiri sekaligus Chief Executive Officer (CEO) Tesla.

Bagaimana tidak, mantan petinggi pabrikan mobil listrik asal Amerika Serikat tersebut, berkelakar jika Tesla tengah menuju kebangkrutan. Bahkan, umur dari perusahaan yang berdiri sejak Juli 2003 ini tidak akan bertahan hingga dua tahun mendatang.

"Perusahaan, orang-orangnya akan gulung tikar. Pada tingkat ini, mereka tidak akan pernah sampai di 2019," jelas Lutz seperti dilansir Carscoops, ditulis Rabu (22/11/2017).

Masih menurut Lutz, Tesla tidak memiliki keuntungan yang jelas dibandingkan produsen mobil mapan lainnya. Hal tersebut, termasuk ketika Tesla memproduksi kendaraan listrik.

"Tidak ada resep rahasia di Tesla. Mereka menggunakan baterai lithium-ion yang sama seperti yang lainnya," tambahnya.

"Keuangan mereka tengah berdarah-darah, mereka harus mencari tambahan modal lagi," pungkasnya.

Untuk diketahui, Tesla sendiri memang baru saja meluncurkan roadster generasi kedua terbarunya, di California, Amerika Serikat. Namun, Lutz menilai hal tersebut hanya pengalihan isu, terkait masalah produksi Model 3.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.