Sukses

Ban Cerdas Goodyear dan Tesloop Cegah Kerusakan Dini

Goodyear dan Tesloop kerjasama kembangkan ban cerdas untuk mobil semi-otonom. Secanggih apa?

Liputan6.com, Jakarta - Pabrikan ban terkemuka, Goodyear, bekerjasama dengan perusahaan startup layanan transportasi logistik, Tesloop, bekerjasama kembangkan ban cerdas. Dalam percobaan ini, ban cerdas milik Goodyear memungkinkan untuk memberikan diagnosis berbasis data kepada pemilik kendaraan semi-otonom.

Diagnosis tersebut terintegrasi melalui sensor nirkabel dan terhubung dengan algoritma Cloud milik Goodyear.

Untuk diketahui, ban cerdas Goodyear ini memiliki sensor yang memungkinkan pengemudi secara aktif memantau keadaan ban, dalam pemeliharaan yang benar, seperti keausan dan tekanan angin.

Dengan pemeliharaan ini, membantu memastikan efisiensi bahan bakar yang optimal dan mencegah kerusakan ban yang tidak terduga. Nantinya, informasi tersebut disampaikan secara langsung ke sistem manajemen armada pengemudi dan dapat diakses melalui aplikasi seluler.

"Kami mengambil langkah menyesuaikan laju perubahan teknis di industri transportasi dan mengembangkan inovasi ban yang memenuhi kecerdasan kendaraan yang menggunakannya," jelas Chris Helsel, dalam siaran pers yang diterima Liputan6.com, Rabu (20/9/2017).

Kerjasama ini didasarkan pada keberhasilan Goodyear Proactive Solutions, dalam menjawab permasalahan yang dihadapi oleh pelaku bisnis transportasi. Langkah tersebut dengan mengkombinasikan keahlian manajemen armada, produk cerdas, dan jaringan layanan yang luas untuk memberikan solusi lengkap mobilitas masa depan.

Simak Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Ban Tanpa Udara Bisa 'Berlari' 120 Km/jam

Setelah ban tubetype, lalu ban tubeless, kini muncul lagi teknologi baru bernama "airless". Seperti namanya, ban ini tidak butuh angin sama sekali. Toyo Tire & Rubber Co baru saja meluncurkan ban seperti itu.

Dilaporkan Japan Today, status ban bernama "noair" ini masih prototipe. Tapi produksi massalnya djanjikan tidak akan terlalu lama lagi. Apalagi, faktanya teknologi seperti ini telah mereka kembangkan sejak 2006, atau lebih dari 10 tahun yang lalu.

Ban ini sendiri pertama-tama dikembangkan untuk meningkatkan daya tahan ban dan mengurangi kebisingan.

Dalam uji coba baru-baru ini di kantor mereka yang ada di Osaka, ban dipakai untuk mobil mini berkapasitas 1+1 orang. Di sana seorang pejabat teras perusahaan bilang kalau ban baru mereka ini mampu beroperasi dengan kecepatan sampai 120 km/jam.

"Daya tahan prototipe baru ini telah meningkat lebih dari delapan kali lipat dibanding dengan model sebelumnya," sebut pernyataan resmi perusahaan.

Seperti yang terlihat pada gambar di atas, bentuk ban masih bulat, dengan telapak karet seperti ban pada umumnya. Yang membedakan adalah bagian samping. Di sana terdapat jejaring resin (getah) yang jumlahnya sekira 50. Mirip dengan jari-jari.

Tapi beda dengan jari-jari, ia berfungsi untuk meredam benturan. Materialnya fleksibel, tapi tetap mampu menahan beban kendaraan.

Selain soal teknis, kendala produksi massal juga terkait dengan regulasi. Di Jepang sana tidak ada aturan apapun mengenai penggunaan ban seperti ini. Padahal hal tersebut harus terpenuhi karena berkaitan dengan keselamatan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.