Sukses

Ambisi Mitsubishi di Negara Berkembang

Mitsubishi Motors memandang negara berkembang, seperti sebagian besar negara di Asia, sebagai wilayah nomor satu yang perlu diperhatikan.

Liputan6.com, Jakarta - Mitsubishi Motors memandang negara berkembang, seperti sebagian besar negara di Asia, sebagai wilayah nomor satu yang perlu diperhatikan. Dari total penjualan mereka, 30 persennya dikontribusikan dari sini.

Beberapa cara mereka lakukan demi mencapai tujuan itu.

Seperti dilaporkan Asia Nikkei, di Indonesia, mereka berniat untuk meningkatkan kapasitas produksi di pabrik baru, pasca pemesanan LMPV Xpander mereka mencapai 10 ribu unit, atau lebih dari dua kali lipat target penjualan bulanan.

Strategi mereka di Tiongkok lebih variatif lagi. Di sana, mereka meningkatkan jaringan penjualannya sebesar 40 persen selama tahun fiskal 2016-2017 yang berakhir Maret lalu. Dengan begitu diler mereka sudah ada 300 titik.

Di pasar otomotif terbesar di dunia itu, mereka berencana memperkuat hubungan dengan mitra lokal dengan mendorong penjualan di daerah di mana kehadiran mereka masih sangat minim. Mereka juga berniat meningkatkan image produk.

Kemudian, Mitsubishi juga berencana untuk menjual Outlander plug-in hybrid dalam waktu dekat. Strategi khusus ini diterapkan untuk menyambut ketetapan pemerintah yang hendak meningkatkan penjualan kendaraan listrik.

Sedikit bergeser ke Rusia, pabrikan berlogo tiga berlian itu berencana untuk mendongkrak produksi SUV, segmen yang sedang dalam tren positif. Di sana penjualan Mitsubishi baru mencatatkan hasil positif. Naik 20 persen pada April sampai Juli.

Harapannya, dengan ini semua Mitsubishi dapat mencapai peningkatan penjualan secara global sebesar 25 persen sampai tahun fiskal 2019, atau setara dengan 1,25 juta unit per tahun. Angka yang cukup realistis.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Xpander Sukses, Mitsubishi Menang Banyak

Mitsubishi Motors kemungkinan akan kembali mencatatkan arus kas bebas positif (free cash flow) di tahun fiskal sekarang. Satu faktor yang paling berpengaruh adalah diadopsinya strategi manajemen bisnis Nissan, pemegang saham utama.

Arus kas bebas positif adalah arus kas yang tersisa setelah perusahaan membayar beban-beban operasional dan kebutuhan investasi. Arus kas menentukan nilai perusahaan atau sahamnya.

Mengutip Asia Nikkei, Kamis (31/8/2017), arus kas bebas positif dari pabrikan berlogo Tiga Berlian itu diperkirakan mencapai miliaran yen ketika tahun fiskal berakhir, Maret tahun depan. Mitsubishi tidak menyebut angka pasti. Tapi sebagai gambaran, pabrikan menengah Jepang seperti Mazda dan Subaru masing-masing punya arus kas bebas positif 97,3 miliar yen dan 91,1 miliar yen.

Pembuat mobil itu memperkirakan arus kas yang keluar sebesar 130 miliar yen, di mana 30 miliarnya dihabiskan untuk membiayai penyelesaian atas skandal pemalsuan konsumsi bahan bakar.

Kelebihan dana ini membuat Mitsubishi lebih leluasa. Mereka, misalnya, dapat mengalokasikan dana lebih banyak untuk riset dan pengembangan. Riset ini masuk di dalam pos pengembangan mobil baru, yang menghabiskan 60 persen dari dana lebih itu.

Jadi dari mana Mitsubishi mencatatkan capaian positif itu? Ternyata salah satunya adalah dari model baru mereka yang diluncurkan tengah Agustus kemarin di Indonesia, Xpander.

Xpander adalah bintang small MPV baru. Informasi terakhir yang Liputan6.com peroleh, dalam dua pekan setelah diperkenalkan, total surat pemesanan kendaraan (SPK) Xpander mencapai 11.521 unit secara nasional per 24 Agustus 2017. Tipe Ultimate A/T menjadi varian yang paling diminati.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.