Sukses

Nuansa Safety Car MotoGP pada Yamaha XMax, Keren Juga

Baru seminggu keluar dari diler, motor berlambang garpu tala tersebut langsung diboyong ke JDM Project yang bermarkas di Kalimalang,Jakarta.

Liputan6.com, Jakarta Yamaha XMax dalam kondisi standar sudah terlihat gagah dan menawan. Namun, tidak semua pemilik XMax puas dengan tampilan standar, salah satunya Sutan asal Kota Bandung. Bagaimana tidak? Baru seminggu keluar dari diler, motor berlambang garpu tala tersebut langsung diboyong ke JDM Project yang bermarkas di Kalimalang, Jakarta.

Karena sudah memiliki body bongsor dengan mesin memadai, maka konsep modifikasi akan fokus kepada permainan warna pada body. Setelah berdiskusi dengan Joddy asal JDM Project, diputuskanlah konsep modifikasi mengambil inspirasi dari garis-garis grafis pada safety car MotoGP asal Jerman, yaitu BMW.

"Saya kepincut dengan design BMW untuk diimplementasikan pertama kalinya untuk XMax," ungkap pria yang akrab disapa Qiqie. Desain tersebut memang terlihat menawan, sekaligus tegas. Bagi penggemar MotoGP, tentu tidak asing dengan desain yang digunakan oleh safety car.

Proses modifikasi pun dimulai, Joddy mengandalkan cat Sherwin-Williams dan Sikkens untuk melabur body XMax. Pengecatan ulang dilakukan perlahan dan memperhatikan setiap detail kecil, tengok saja pelek diberi sentuhan warna biru untuk menyamakan nuansa body maupun dasbor tempat bersarang panel instrumen. Total waktu pengerjaannya mencapai satu bulan.

Sebaliknya, sektor mesin tidak disentuh sama sekali, bagi Qieqie mesin bertenaga 20 Tk dengan torsi puncak 21 Nm sudah lebih dari cukup untuk menemani touring pada saat weekend bersama "Geng Motor Rempol Gaspol".

Ke depannya, Qieqie ternyata sudah merencanakan sejumlah modifikasi untuk menyalurkan hobinya. "Rencana upgrade sih ada, nantinya mau pakai ban Pirelli, shock ganti pakai Ohlins, knalpot Arrow, dan remnya sih pengen pakai Brembo," pungkas Qieqie.

Punya motor modifikasi yang ciamik? Kenapa juga tidak dipamerkan lewat kanal Otomotif Liputan6.com. Caranya gampang. Tinggal isi spesifikasinya, biar redaksi yang buat tulisannya. Asyik kan? Yang memenuhi syarat pastinya bisa langsung tampil. Jangan lupa lampirkan foto motornya, minimal 3 buah dengan sudut yang berbeda. Kirim ke otoliputan6@gmail.com dengan subjek Modifikasi Motor. Berikut daftar isiannya:

Nama/panggilan:
Alamat:

No HP:
Bengkel/alamat:

Merek Motor/tahun:
Konsep:
Frame:
Bodi:
Cat/stiker:
Lampu:
Pelek:
Ban:
Suspensi:
Rem:
Aksesoris:

Mesin:
Piston:
Knalpot:

Uraian singkat:

 

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

122 Motor Adu Keren di Honda Modif Contest 2017 Seri Jakarta

Honda Modif Contest (HMC) 2017 seri Jakarta berlangsung meriah di pelataran parkir ITC Cempaka Mas, Jakarta, Minggu (10/9). Kontes modifikasi sepeda motor Honda ini diikuti 122 peserta yang berasal dari wilayah Jabodetabek.

Kompetisi bertajuk "We Create, We Ride" tersebut memperlombakan dua kelas dengan enam kategori. Kelas pertama khusus untuk motor dengan tahun pembuatan di atas 2006 yang terbagi dalam empat kategori, yaitu Matic/Cub Stock/Bolt On, Matic Advance, Sport Stock/Bolt On, dan Sport Advance.

Kelas kedua berstatus All Stock Advance, diisi oleh motor dengan tahun pembuatan di bawah 2006. Lalu kelas Free for All (FFA).

Ario, Head of Marketing PT Wahana Makmur Sejati (main dealer Honda Jakarta-Tangerang) mengatakan, ajang adu kreatif pada sepeda motor Honda ini menjadi agenda yang ditunggu penggemar modifikasi khususnya di Jakarta dan Tangerang.

"Kami berharap acara ini bisa memberikan ide yang kreatif untuk customer dan menjadi tempat yang tepat untuk menyalurkan kreativitas para pengguna motor Honda," jelasnya di sela acara.

Sementara itu, salah satu juri HMC 2017, Aong, menilai Jakarta sebagai kota metropolitan yang menyajikan motor-motor modifikasi dengan tingkat penyelesaian (finishing) yang sangat baik ketimbang kota-kota lainnya. Dia mengakui, hal tersebut cukup menyulitkan juri dalam memberikan penilaian. 

"Pertama yang kami nilai adalah idenya, tingkat kesulitan, harmonisasi, lalu fungsional dalam arti mengedepankan safety. Semua variasi yang digunakan berfungsi. Kemudian finishing. Harus diakui finishing Seri Jakarta lebih baik dan membuat tim juri harus lebih teliti lagi karena tingkat finishing peserta mirip-mirip," katanya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.