Sukses

PDIP Ajak Partai Bersatu Tolak Harga BBM Naik

Pemerintah bisa tekan pengeluaran di segala sektor dan tingkatkan penerimaan pajak seperti ekspor batu bara atau rokok.

Ketua DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Maruarar Sirait mengajak fraksi bersatu menolak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang akan diputuskan dalam sidang paripurna DPR Senin (17/6/2013) mendatang. Ia minta pemerintah mencari solusi lain ketimbang menaikan harga BBM.

Menurut Maruarar, jika memang memihak kepentingan rakyat semua fraksi menolak kenaikan harga BBM dan mencari solusi lain. Karena bagaimana pun kebijakan tidak populer ini dari tahun ke tahun selalu ditolak masyarakat luas. Terlebih jika kenaikan BBM hanya sebagai instrumen politik.

"Saya yakin itu bisa jadi solusi dan kita sama-sama tidak mengambil keuntungan politik. Kita lakukan pemilu 2014 dengan jujur dan adil. Hari Senin kita bersatu bukan untuk menaikan harga BBM. Tapi kita bersatu untuk tidak menaikan harga BBM, dan mencari solusi dengan penerimaan dan penghematan," ujar Sirait di Jakarta, Sabtu (15/6/2013).

Ara, sapaan akrab Maruarar Sirait, mengatakan ada 2 alternatif lain selain menaikan harga BBM untuk mengurangi beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Pilihan tersebut pertama peningkatan menekan pengeluaran atau efesiensi di segala sektor.

"Bagaimana menekan penghematan, tadi ada disebutkan sisa anggaran Rp 30 triliun pertahun, ada perjalanan dinas yang audit BPK-nya aja sudah jelas ada pemborosan. Kemudian kita harus tunjukan DPR sebagai wakil rakyat kita lakukan penghematan. Jangan rakyat saja dibuat berhemat," ujarnya.

Pilihan kedua, lanjut Maruarar, pemerintah dapat meningkatkan penerimaan pajak. Misalnya, pajak ekpor batu bara dan menaikan minuman beralkohol dan rokok.

"Ayo kita naikan bea keluar batu bara Rp 40 triliun per tahun. Kita naikan tarif cukai untuk alkohol minuman bersoda, rokok. Ada satu jenis rokok Rp 20 miliar batang per tahun, dinaikan Rp 100 perak saja itu satu merk sudah Rp 2 triliun," tegas Ara.

"Saya mendukung Presiden kalau menaikan tarif cukai, bea keluar dan penghematan. Kita tidak asal menolak kok, mari Pemerintah dan DPR bersatu, itu berat sekali bila dinaikan bagi rakyat Indonesia. Kenapa kita tidak bersatu untuk penerimaan lain yang masih ada? Kecuali kita gak ada pilihan. Mari kita tingkatkan pos-pos penerimaan, dilain pihak mari kita lakukan penghematan," tandas Ara. (Adi)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.