Sukses

Bakal Calon Gubernur Jatim Mengikuti Debat Publik

Enam kandidat lebih banyak mengupas masalah pembangunan ekonomi pedesaan dan perkotaan, serta alasan menjadi gubernur. Sosok Imam Utomo yang dijagokan F-PDIP tak tampak.

Liputan6.com, Surabaya: Pemimpin adalah tipikal sosok yang layak dijadikan panutan. Kriteria itu pun tentu saja berlaku buat pucuk pimpinan eksekutif di Jawa Timur. Untuk mengetahui kelayakan visi dan misi sebagai sosok gubernur Jatim, enam bakal calon gubernur hadir dalam debat publik yang berlangsung di Kampus Universitas Airlangga, Surabaya, Jatim, Kamis (19/6). Di antaranya adalah Abdul Kahfi--yang dijagokan Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa, mantan Bupati Nganjuk Sutrisno, wartawan M. Anis, serta Endah Pudji. Dari keenam calon, Imam Utomo yang dijagokan Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Provinsi Jatim tak terlihat hadir di acara itu.

Sayang, bagi sebagian peserta debat publik, pemaparan para bakal calon dinilai biasa saja. Artinya, jauh dari harapan akan munculnya ide gemilang dari calon pemimpin Jatim periode 2003-2008 itu. Saat menyampaikan visi dan misinya, bakal calon gubernur lebih mengupas masalah pembangunan ekonomi pedesaan dan perkotaan. Selain itu, tentu saja, alasan para calon buat mendaftarkan diri menjadi gubernur Jatim. "Saya melamar sebagai calon gubernur, semata-mata karena status kewarganegaraan saya," papar Abdul Kahfi.

Di mata pengamat politik A.S. Hikam, pola debat publik seperti yang diberlakukan buat para bakal calon gubernur dapat dijadikan media pembelajaran politik. "Ini [proses demokratisasi] akan terus menggelinding, sebagai satu hal yang paling dipercaya masyarakat," cetus bekas Menteri Riset dan Teknologi era Presiden Abdurrahman Wahid itu.

Ketidakhadiran Imam boleh jadi beralasan. Sebab usai revisi laporan pertanggungjawaban di depan Wakil Rakyat sehari sebelumnya, LPJ Imam yang dibacakan empat asistennya masih dinilai jauh dari memuaskan [baca: LPJ Imam Utomo [Masih] Dinilai Bermasalah]. F-KB menyatakan siap diuji ke lapangan untuk membuktikan banyak data LPJ Imam tidak benar dan dimanipulasi. Data yang disampaikan Imam Utomo bertentangan dengan lampiran dinas terkait [baca: F-KB Menolak Pertanggungjawaban Gubernur Jatim].

F-KB dan F-PDIP memang bersaing dalam pemilihan gubernur Jatim pada Juli mendatang. F-PDIP yang mempunyai 31 suara memilih bergabung dengan Fraksi Gabungan, pemilik 15 suara yang menetapkan Imam Utomo dan Soenarjo sebagai calon gubernur dan wakilnya. Dengan modal 46 suara itu, kubu ini mesti mencari lima suara minimal untuk memantapkan posisi Imam dan Soenarjo. Suara tambahan tersebut juga diharapkan berasal dari Fraksi TNI-Polri. Sebab Imam juga berasal dari TNI dengan pangkat terakhir mayor jenderal TNI.

Di sisi lain, F-KB yang memiliki 33 suara telah menggandeng F-PG yang mempunyai 11 kursi di DPRD Jatim. Kubu ini yakin dengan modal 44 kursi, bakal bisa mengantarkan Abdul Kahfi dan Ridwan Hasyim sebagai gubernur dan wakil gubernur periode 2003-2008. F-KB dan F-PG tinggal mencari tujuh kursi untuk mendapatkan suara 50 persen plus satu dari total 100 kursi suara DPRD Jatim. Suara itu diharapkan disumbangkan dari Fraksi TNI-Polri. Alasannya senada dengan kubu lawan, Abdul Kahfi yang mantan wakil gubernur DKI Jakarta, juga anggota TNI dengan pangkat terakhir brigadir jenderal TNI.

Sementara para kiai di Jatim berharap bahwa gubernur dan wakilnya bakal mencerminkan gabungan dari golongan nasionalis dan pesantren. Gabungan merah-hijau itu bakal menjagokan Imam Utomo dan wakil dari Nahdlatul Ulama. Tapi setelah F-KB menetapkan Abdul Kahfi dan Ridwan Hisyam, akhirnya F-PDIP memantapkan duet Imam dan Soenarjo, yang sama-sama berlatar belakang nasionalis.(BMI/Reny Hamid dan Winanto)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.