Sukses

Siswi SMP Korban Perkosaaan Diintimidasi Guru Silat

Ibu korban E disuruh buat pernyataan oleh pentolan guru silat untuk membersihkan nama lapangan yang menjadi salah satu lokasi kejadian.

E, siswi SMP di kawasan Jakarta Selatan, yang menjadi korban perkosaan 10 pemuda di Condet, Jakarta Timur, mengaku pernah diintimidasi akibat kasus yang menimpanya itu. Kasus korban dianggap mencemarkan nama baik lokasi kejadian.

Korban E mengaku diperkosa setelah diajak kopi darat atau bertemu pelaku I yang dikenalnya melalui situs jejaring sosial Facebook. Korban yang diiming-imingi akan diberikan ponsel Blackberry oleh pelaku I itu dicekoki minuman keras hingga mabuk. Kejadian nahas itu menimpa korban selama 5 hari disekap oleh pelaku, 1-5 Maret 2013.

Korban E bersama ibunya S dan diantar sejumlah kerabat akhirnya mengadukan kasus perkosaaan itu ke Komnas Perlindungan Anak (KPAI) di Jalan TB Simatupang, Pasar Rebo, Jakarta Timur, Sabtu (6/4/2013).

Kepada Liputan6.com, Ibu korban S mengatakan putrinya sudah tidak bersekolah lagi. Korban E ketakutan, malu bertemu orang, depresi, sering melamun dan berteriak-teriak sendirian.

"Kalau malam, putri saya sering teriak-teriak. Mungkin trauma kebayang terus," Ibu S yang merupakan janda yang ditinggal meninggal oleh suaminya itu.

Ia menambahkan kasus pemerkosaan itu dilaporkan ke Polsek Pasar Minggu, 6 Maret 2013 lalu. Petugas kemudian mengantarkan dirinya dan korban ke Polres Jakarta Timur. Petugas beralasan tempat kejadian perkara (TKP) di Jakarta Timur.

Namun, Ibu S mengaku pernah diintimidasi guru silat yang meminta nama lapangan yang menjadi TKP itu dibersihkan. Lokasi yang menjadi tempat latihan bela diri itu merupakan lokasi korban dicekoki minuman keras oleh para pelaku.


"Saya disuruh buat pernyataan sama pentolan guru silat. Dia tidak terima lapangan yang dipakai buat latihan silat menjadi  tongkrongan anak-anak muda. Saya disuruh buat pernyataan untuk membersihkan nama lapangan itu. Tapi saya enggak mau," imbuh Ibu S.

Ironisnya, Ibu S menambahkan, pihak sekolah tempat korban E menimba ilmu tidak banyak membantu. Bahkan E disarankan pindah sekolah dengan alasan khawatir korban E akan jadi olok-olok temannya.

"Pernah ada guru SMP korban yang menyarankan pindah. Dia bilang takutnya putri saya malu jadi bahan ejekan teman-temannya. Dia (guru) sih enggak menyuruh keluar sekolah," tukas Ibu S.(Adi)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini