Sukses

Kesabaran Lebih untuk Anak-anak Cacat Ganda

Rahmanto dan kawan-kawannya memandikan, menyuapi makan sampai membersihkan kamar anak-anak setiap hari. Butuh kesabaran yang lebih meladeni anak-anak yang sebagian besar ditertibkan dari jalanan.

Liputan6.com, Jakarta: Mengurus dan mengasuh anak-anak cacat ganda dan keterbelakangan mental mungkin tak pernah terpikirkan oleh sebagian orang. Apalagi anak-anak yang diasuh mencapai puluhan orang. Namun bila garis kehidupan telah membawa ke sana mau bilang apa. Tentunya pekerjaan mulia itu harus dijalani. Begitulah yang dilakoni Rahmanto dan teman-temannya. Mereka menjadi pramusosial di sebuah tempat penampungan anak-anak yang kurang beruntung di Kecamatan Cengkareng, Jakarta Barat.

Anak-anak cacat ganda di panti ini sebagian besar ditertibkan dari jalanan. Entah siapa dan tidak jelas keberadaan keluarga mereka. Tapi setelah masuk panti, Rahmanto dan kawan-kawannyalah yang menjadi keluarganya. Tak terasa sudah lima tahun lebih Rahmanto menghabiskan waktu dengan anak-anak ini. Pria ini memandikan, menyuapi makan sampai membersihkan kamar anak-anak setiap hari. Tak hanya itu, berbekal pengalaman mengajar selama empat tahun di sebuah sekolah luar biasa, Rahmanto juga mampu mengajar anak-anak cacat ganda ini dengan pelajaran-pelajaran sederhana.

Setiap pagi dimulai dari kegiatan mandi, para pramusosial meladeni tingkah polah anak-anak ini dengan penuh kesabaran. Sarapan pagi bersama adalah kegiatan pertama anak-anak panti. Namun tak semua anak mampu makan sendiri. Kebanyakan dari mereka harus disuapi. Tak mudah memang menggeluti pekerjaan ini. Jelas dibutuhkan kesabaran ekstra agar pekerjaan tak dirasakan sebagai beban. "Kendalanya karena anak-anak ini dari jalanan, jadi sudah nggak ada kasih sayang. Akibatnya mereka hiperaktif," tutur Rahmanto.

Kesibukan di panti acap membuat para pramusosial ini tak memiliki waktu untuk berkumpul dengan keluarga. Tentu karena waktu mereka lebih banyak dihabiskan di panti sosial ini. "Untuk bertemu keluarga memang kurang bagi yang rumahnya jauh. Kadang sampai dua hari di sini," kata Rahmanto. Pilihan hidup. Mungkin inilah yang diyakini orang-orang seperti Rahmanto. Dengan upah yang relatif pas-pasan setiap bulannya, Rahmanto tetap menjalani pekerjaan ini dengan ikhlas.(DEN/Rieke Amru dan Bambang Triyono)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini