Keluhan Warga Rusun Marunda: Air, Sampah dan Harga Sewa

Warga RT 04 RW 10 Rumah Susun Marunda mengeluh soal sarana dan fasilitas yang ada. Warga umumnya mengeluh masalah air, sampah hingga penyewaan ruko.

Untuk masalah air, selain mengaku mahal warga juga kerap harus mengalami air mati hingga berhari-hari. Air hidup kembali hanya beberapa jam. Akibatnya, aktivitas rumah tagga mereka terganggu.

"Di sini tuh air kalau mati lampu bisa sampai tiga hari. Nyala lagi kadang beberapa jam, nanti mati lagi. Per kubik Rp 5.500," ujar Salimah, salah satu ibu rumah tangga kepada Liputan6.com di Rusun Marunda, Cilincing, Tanjung Priok, Selasa (19/2/2013).

Darmanto, Ketua RT 4 RW 10, juga membenarkan hal itu. Bahkan, masalah air juga dikarenakan banyak pipa yang bocor. Warga pun terpaksa harus memperbaiki sendiri, karena sudah beberapa kali melapor kepada pengelola namun belum ada tindakan. "Soal mati air, juga saya kasih tahu ke mekanik, malah dia juga bingung sendiri," ujarnya.

Kemudian masalah sampah, menurut Darmanto, sejumlah warga sering mengeluhkan bau tidak sedap lantaran penutup sampah rusak. Penutup sampah dilepas kaerna mengganggu petugas saat memungut sampah. "Kita udah komplain sampai sekarang belum juga dibetulin," kata dia.

Selain itu, lanjut Darmanto, warga juga mengeluh terkait denda pengunggakan pembayaran sewa rusun. Karena denda penunggakan berlaku secara akumulasi. "Denda per bulan 2 persen. Tapi sistem akumulasi, jadi kalau nunggaknya banyak kenanya gede," ujarnya. "Dan yang gede lagi itu biaya air listrik disatuin sama uang retribusi rumah."

Salah satu staf Unit Pelaksana Teknis Rusun Marunda Wilayah I Jakarta Utara, Yosef mengatakan saat ini keluhan seperti masalah air, dan lainya tengah dalam proses perbaikan. (Ism)