Sukses

Indonesia Mengutuk Keras Serangan AS

Pemerintah Indonesia mengutuk keras serangan Amerika Serikat ke Irak. Langkah AS dan sekutunya itu dinilai tidak mengindahkan Perserikataan bangsa-Bangsa. PBB diminta mengelar sidang darurat.

Liputan6.com, Jakarta: Pemerintah Indonesia mengutuk keras serangan Amerika Serikat ke Irak. Langkah AS dan sekutunya itu dinilai tidak mengindahkan Perserikatan bangsa-Bangsa. Indonesia juga meminta PBB menggelar sidang darurat untuk menghentikan perang. Demikian diungkapkan Presiden Megawati Sukarnoputri ketika membacakan dua di antara tujuh kebijakan yang diambil dalam Sidang Kabinet khusus membicarakan serangan AS ke Irak digelar, Istana Negara, Jakarta Pusat, Kamis (20/3).

Dalam kesempatan ini, Presiden Megawati juga mengungkapkan kelima butir lainnya. Menurut Megawati, perang bukan hanya tak menyelesaikan masalah, tapi juga akan mengakibatkan tragedi kemanusiaan. Dalam kesempatan ini, Megawati juga menegaskan, pemerintah melalui upaya diplomasi baik bilateral maupun forum internasional telah secara konsisten menekankan perlunya penyelesaian damai atas krisis Irak. Selain itu, Pemerintah juga menekankan keperluan untuk mencegah agar konflik AS-Irak tak mengakibatkan destabilisasi kawasan Timur Tengah. Sejatinya, penyelesaian krisis harus menghormati integritas terorial dan kedaulatan Irak.

Megawati juga meminta kepada seluruh warga Indonesia yang berada di negara-negara sekitar Irak untuk tetap tenang dan tetap berkomunikasi dengan KBRI setempat untuk memperoleh perlindungan serta bantuan. Dalam kesempatan ini, Megawati menyatakan bahwa pemerintah setuju dengan ungkapan antiperang dan simpati rakyat Indonesia untuk rakyat Irak.

Sementara itu, unjuk rasa menentang perang berlangsung di Gedung Kedutaan Besar Amerika Serikat untuk Indonesia di Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat. Belasan ribu massa yang menamakan diri Forum Lintas Masyarakat Antiperang menolak penyerangan AS terhadap Irak. Pengunjuk rasa dari berbagai elemen, di antaranya Partai Keadilan, Gerakan Pemuda Ansor, Pemuda Katolik, Pemuda Muhammadiyah, dan Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia sudah berkumpul sejak pukul 13.00 WIB. Akhirnya, sejumlah perwakilan demonstrasi di antaranya Presiden PK Hidayat Nurwahid, Niko Uskono (Pemuda Katolik), Todung Mulya Lubis (Masyarakat Antiperang), dan Ketua Badan Kontak Majelis Taklim, Tuty Alawiyah sempat menemui Duta Besar AS Ralph L. Boyce. Dalam pertemuan itu, mereka menuntut AS segera menghentikan perang [baca: Bush Memerintahkan Penyerangan Irak].

Seusai pertemuan yang berlangsung sekitar satu jam, Hidayat Nurwahid mengatakan, pihak Kedubes mengemukakan tiga alasan AS menyerang Irak yakni serangan ke Irak bersifat legal, AS banyak menerima dukungan, dan AS sebetulnya peduli dengan nasib bangsa Irak. Namun semua itu, menurut Hidayat, tak dapat diterima oleh para delegasi. Kendati begitu, Hidayat mengungkapkan, Dubes Boyce berjanji akan meneruskan tuntutan mereka kepada Washington D.C. untuk ditindaklanjuti. Akhirnya, aksi ditutup dengan doa bersama memohon keselamatan bagi rakyat Irak.(KEN/Tim Liputan 6 SCTV)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.