Sukses

Jokowi: Penggajian Pemulung Masih Perlu Perhitungan

Gubernur DKI Jakarta Jokowi tidak sertamerta merasa pekerjaan Dinas Kebersihan untuk menanggulangi sampah saat ini tidak efektif.

Gubernur DKI Jakarta Jokowi tidak serta-merta merasa pekerjaan Dinas Kebersihan untuk menanggulangi sampah saat ini tidak efektif. Ia juga menilai ide Wagub Ahok untuk menggaji 2000 orang pemulung di Jakarta, masih perlu perhitungan matang agar tepat guna.

"Itu ketemu dilapangan lah, gagasan itu dilapangan. Ya nanti mesti dihitung, nanti dikalkulasi, nanti dihitung. Ada anu garap, ada anu garap. Ya enggak lah..." ujar Jokowi di Kampung Makasar, Jakarta Timur, Jumat 21 Desember.

Mengenai usulan menggaji pemulung ini, Jokowi berkilah ide ini bukan solusi dari tidak efektifnya dinas kebersihan DKI Jakarta.

"Ya bukan kurang efektif-lah. Yang kita liat di lapangan, tidak bisa menusuk sampai ke dalem-dalem gitu lho. Hanya di kegiatan di permukaan, tapi yang di dalem emang butuh lebih detail-lah. Kita pengen lebih detail, lebih dalem," jelasnya.

Menurut Jokowi, tugas dinas kebersihan akan lebih difokuskan pada penanganan sampah dalam cakupan luas di Jakarta. "Ya kerjanya yang gede-gede dong, sampah di jakarta itu 6 ribu ton-6 ribu ton, coba berapa ribu truk itu..." tambahnya sambil tersenyum.

Ahok memang sempat mengusulkan untuk menggaji pemulung, karena menurutnya beban biaya yang dikeluarkan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan lebih ringan daripada bekerjasama dengan kontraktor sebagai pihak ke tiga.

Jika para pemulung itu digaji 2 juta rupiah perbulan, berdasarkan perhitungannya, Pemprov DKI hanya akan mengeluarkan dana sekitar 4 Miliar rupiah. Mantan Bupati Belitung itu menilai angka tersebut lebih kecil, selisih 71 Milyar daripada bekerja sama dengan kontraktor.(Tnt)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.