Sukses

Bondan Winarno Berdoa untuk Kapten Gatot

Kapten Gatot Purwoko masuk dalam manifest penumpang Sukhoi Superjet 100. Sobatnya, Bondan Winarno terus berdoa demi keselamatan Gatot.

Liputan6.com, Jakarta: Nahas bagi Kapten Gatot Purwoko selaku Pilot Senior Airfast yang ikut dalam Joy Flight pesawat Sukoi Super Jet-100 buatan Rusia yang dikabarkan hilang setelah menabrak tebing di Gunung Salak, Cidahu, Jawa Barat. Pasalnya, Gatot berencana ingin membeli pesawat buatan Rusia tersebut setelah diundang untuk ikut Joy Flight dari Bandara Halim Perdanakusuma Jakarta.

"Sebagai undangan, dia menjajal pesawat itu untuk kemungkinan membeli di kemudian hari," kata sahabat Gatot yakni Bondan Winarno saat ditemui di Crisis Center Terminal Kedatangan Bandara Halim Perdanakusumah, Jakarta, Kamis (10/8).

Kehadiran Bondan, ke Crisis center Halim Perdanakusumah ini untuk mengetahui perkembangan sahabatnya yakni Kapten Gatot Purwoko selaku Direktur Airfast yang ikut dalam Joy Flight pesawat buatan Rusia tersebut.

Pembawa acara Wisata Kuliner yang ditayangkan di salah satu stasiun televisi swasta nasional ini menjelaskan bahwa dirinya mengenal Gatot sejak awal tahun 1980. Sejak Gatot masih menjadi kapten penerbang muda di Garuda Indonesia.

"Tapi dia keluar dari Garuda, dan bergabung dengan penerbangan di luar negeri dan terakhir sudah beberapa tahun ini di Airfast. Lalu sejak 8 tahun lalu beliau bergabung dengan komunitas kami Jalan Sutera dan bahkan beliau dalam bisnis yang menempatkan sahamnya di perusahaan saya," ceritanya.

Bondan menjelaskan bahwa Gatot saat ini memiliki dua anak. Gatot dan Istrinya tinggal di kawasan Cirendeu, Poncol Indah.

Bondan menjelaskan bahwa awalnya dirinya tidak yakin pesawat yang ditumpangi sang sahabat kehilangan kontak sebelum akhirnya dikabarkan jatuh. "Saya tadinya enggak yakin, kemarin sore diberitahu saya masih di Denpasar. Saya langsung kirim BBM dan saya SMS. Bahkan, saya coba telpon, 'Capt tolong kasih kita signal bagus' tapi memang tak ada jawaban. Sampai malam saya masih hubungi, Tapi tak ada harapan," urainya.

"Dia orang yang selalu senyum, sangat santun dan sekalipun seorang kapten itu bahasa Inggrisnya bagus sekali tapi berbahasa Indonesianya sangat baik. Sudah 32 tahun kenal, dekat 8 tahun ini. Dia seorang kapten penerbang yang jam terbangnya tinggi. Saya merasa bahwa dia ada dalam pesawat itu karena manifesnya ada, saya tetap berdoa berharap (sambil nangis). Kenangan terindah dia orang yang sangat baik," papar Bondan sambil meneteskan air matanya.

Bondan berharap sang sahabat bisa selamat hingga bisa berkumpul kembali bersama keluarga dan sahabat tercinta. "Saya sebagai makhluk biasa, sekecil apapun harapan itu saya masih tetap mengharap," paparnya.(MEL)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.