Sukses

Bank Dunia Prediksi Pertumbuhan Ekonomi 6,1 persen

Bank Dunia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2012 hanya mencapai kisaran 6,1 persen karena pertumbuhan ekspor yang melambat dan ekspektasi atas kenaikan harga BBM bersubsidi.

Liputan6.com, Jakarta: Bank Dunia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2012 hanya mencapai kisaran 6,1 persen karena pertumbuhan ekspor yang melambat dan ekspektasi atas kenaikan harga BBM bersubsidi.

"Pertumbuhan ekonomi pada 2012 mencapai 6,1 persen, di bawah angka proyeksi yang kami paparkan pada Desember 2011 sebesar 6,2 persen," ujar Kepala Ahli Ekonomi Bank Dunia Shubham Chauduri di Jakarta, Rabu (4/4).

Laju pertumbuhan ekonomi Indonesia dianggap dunia sebagai hal yang mengagumkan. Di ASEAN, pertumbuhan ekonomi Indonesia itu bahkan bisa dipandang sebagai salah satu penghela dinamika ekonomi kawasan.

Walau begitu, kenaikan harga barang-barang pokok cuma di bawah dua digit saja sudah mampu menimbulkan keresahan bagi masyarakat umum. Semisal beras yang kini di kisaran Rp 7.300 hingga Rp 11.300 per kilogram dari sebelumnya cuma di bawah Rp 7.000 dan Rp 10.700 saja.

Menurut Chauduri, pertumbuhan ekspor diperkirakan masih melemah dan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan karena perekonomian global masih rapuh serta belum sepenuhnya membaik.

Kondisi tersebut diperparah kenaikan harga minyak dunia yang makin sulit diprediksi dan meningkat setiap bulannya, sehingga ikut mempengaruhi pemerintah untuk mengajukan APBN-Perubahan.

"Dalam tiga bulan rataan harga minyak mencapai 122 dolar Amerika Serikat per barel. Apabila situasi ini bertahan hingga akhir tahun maka harga rata-rata minyak akan mencapai kisaran US$ 125 per barel," katanya.

Pemerintah justru menunda kenaikan harga BBM bersubsidi, yang dapat mendorong defisit anggaran di atas tiga persen karena adanya peningkatan anggaran subsidi energi.

Situasi ini dapat menimbulkan ketidakpastian terhadap pasar domestik dan global karena ekspektasi atas kenaikan harga BBM bersubsidi telah terjadi serta kemungkinan akan mendorong laju inflasi.

"Apabila ada penundaan, artinya ada ketidakpastian yang berpengaruh pada pasar. Jadi ada baiknya apabila pemerintah menaikkan harga BBM sekarang daripada nanti-nanti," katanya.

Menurut dia, kondisi ini hanya terjadi pada tahun ini, karena pada 2013 pertumbuhan diprediksi akan meningkat hingga 6,4 persen karena perekonomian global diperkirakan mulai membaik.

"Namun, perkiraan pertumbuhan masih bisa terdorong ke atas atau ke bawah tergantung apakah resiko dalam pertumbuhan ekonomi dapat diminimalisir," katanya.(ANS/Ant)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini