Sukses

Rencana Buka Blokade Ditentang Warga

Rencana polisi membongkar blokade jalan di titik mil 26 mengundang reaksi keras para karyawan asal tujuh suku di Timika, Papua.

Liputan6.com, Timika: Rencana polisi membongkar blokade jalan di titik mil 26 mengundang reaksi keras para karyawan asal tujuh suku di Timika, Papua, Jumat (4/11). Para karyawan itu sempat menunjukkan isyarat berperang, dengan menggelar ritual adat waita, yaitu tarian perang asal pegunungan tengah Papua.

Sebelumnya, Kapolda Papua Irjen Bigman Lumban Tobing meminta, agar blokade jalan tambang mil 26 segera dibuka. Tujuannya, agar alur distribusi barang PT Freeport normal kembali, termasuk pasokan avtur ke Bandara Mozes Kilangin, Timika.

Rencana membongkar blokade itu mengemuka atas permintaan Ketua DPRD Mimika Trivena Tinal. Padahal, akhir Oktober lalu, Serikat Pekerja PT Freeport telah menyurati Polda Papua, agar diberi waktu hingga 9 November untuk menyelesaikan masalah dengan pihak manajemen.

“Hingga batas waktu itu, polisi diharapkan tidak berupaya membongkar blockade karena bisa memicu kemarahan warga,” kata Simon Vario, karyawan PT Freeport Indonesia.

Para karyawan berharap, pemerintah tidak menempatkan mereka sebagai pihak berseberangan yang harus ditindak. Mereka juga mengharapkan dukungan dari aparat keamanan, agar mereka mendapatkan hak kesejahteraan yang selama ini mereka nilai telah diabaikan oleh manajemen PT Freeport.
 
Jalan tambang mil 26 diblokade karyawan Freeport asal tujuh suku sejak 10 Oktober lalu. Aksi itu memutuskan jalur vital yang menghubungkan antara Pelabuhan Portsite, Bandara Mozes Kilangin, dan Tembagapura. Para karyawan tujuh suku masih terus bersiaga di lokasi itu.(SHA)


* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.