Sukses

Aparat Buru Penembak Kapolsek Papua

Hingga kini, aparat gabungan Polri dan TNI masih memburu pelaku penembakan Kapolsek Mulia AKP Dominggus Okatvianus Awes. Sedangkan di Jakarta, Kontras dan sejumlah LSM mendesak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk segera berdialog dengan rakyat Papua.

Liputan6.com, Jayapura: Pelaku penembakan Kapolsek Mulia AKP Dominggus Okatvianus Awes terus diburu aparat gabungan Polri dan TNI. Selasa (25/10), pengejaran dilakukan ke wilayah Gunung Nanas dan Kampung Yambi yang diduga sebagai tempat larinya pelaku penembakan.

Sementara itu, sepanjang hari kemarin situasi di Kota Mulia, Kabupaten Puncak Jaya, Papua, masih mencekam. Aparat keamanan masih berjaga di lokasi penembakan di Bandar Udara Mulia maupun sejumlah titik lainnya di Kota Mulia.

Sebagai wujud komitmen Polri menjaga keamanan di Papua, semalam, Polri dijadwalkan mengirim 170 personel pasukan bantuan dari Brimob Kelapa Dua. Namun, langkah ini dinilai Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan atau Kontras tidak tepat. Bersama sekitar 20 LSM dan organisasi kemasyarakatan serta keagamaan, seperti Walhi, YLBHI, PGI, serta Kampak Papua, kemarin Kontras menyampaikan surat terbuka kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Mereka mendesak Presiden Yudhoyono membangun dialog sejati yang damai dan menghormati martabat serta hak budaya rakyat Papua. Selain itu, mereka juga meminta Presiden Yudhoyono memerintahkan Panglima TNI agar menarik seluruh pasukan non organik atau non penjaga keamanan perbatasan dari tanah Papua.

Para perwakilan LSM ini juga meminta Presiden SBY memerintahkan Kapolri untuk mengevaluasi nota kesepahaman antara Polda Papua dan PT Freeport. Sebab, bisnis pengamanan yang menempatkan polisi sebagai satgas obyek vital telah mendorong penciptaan kekerasan dan penegakan hukum yang tidak obyektif.

Penyelesaian konflik di Papua seharusnya diselesaikan melalui pendekatan ekonomi, sosial, dan budaya, bukan dengan pendekatan keamanan.(BOG)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini