Sukses

Warga Bogor Bertaruh Nyawa Seberangi Sungai Cisadane

Jembatan sepanjang kurang lebih 50 meter ini ditutup karena sedang diperbaiki. Warga pun terpaksa menyeberang dengan rakit bambu meskipun arusnya deras dan dalam.

Liputan6.com, Bogor - Jembatan Gerandong di perbatasaan Kecamatan Ciseeng dengan Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor, Jawa Barat rusak akibat sering dilalui truk melebihi tonase. Jembatan sepanjang kurang lebih 50 meter ini ditutup karena sedang diperbaiki.

Warga pun terpaksa menyeberang dengan rakit bambu meskipun arusnya deras dan dalam. Rakit darurat penyeberangan ini sudah dioperasikan dua hari terakhir. Dalam sehari, empat rakit dimanfaatkan ratusan pengendara motor.

"Sejak jembatan ditutup akibat ambrol, kami memanfaatkan rakit darurat," kata Jejen (38), warga setempat, Senin (11/3/2018).

Ia bersama sembilan orang lainnya secara bergantian menyeberangkan warga dari beberapa kecamatan.

Rakit berkapasitas tiga motor ini beroperasi mulai pukul 06.00 hingga 18.00 WIB. Itu pun tergantung kondisi cuaca di hulu sungai yang bermuara ke Tangerang, Provinsi Banten ini.

"Kita bergantian menyeberangkan warga, sampai Magrib. Kalau arus lagi deras kita berhenti," kata Jejen.

Untuk satu unit motor, ditarif sebesar Rp 10 ribu menyeberang sungai dari Desa Putat Nutug, Kecamatan Ciseeng menuju Desa Kampung Sawah, Kecamatan Rumpin.

"Uangnya dibagi-bagi. Bikin satu rakit saja habis 1 juta rupiah. Kita bikin 5 rakit, tapi satu lagi sudah rusak," terang Jana (33), salah satu penarik rakit.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Akses Terdekat

Menurut Jana, Jembatan Gerandong merupakan akses terdekat bagi warga Kecamatan Ciseeng dan Kecamatan Rumpin untuk menuju ke kecamatan lain.

"Jadi jembatan ini akses paling dekat. Kalau pake jalur lain harus muter, jaraknya bisa sampai 15 kilometer," terang Jana.

Sejak jembatan tersebut ambrol, aktivitas warga menjadi terganggu. Pengiriman barang dan jasa ke kedua wilayah tersebut menjadi tersendat. Namun, yang paling merasakan dampaknya adalah pedagang, petani, hingga buruh.

Rahmat (43), pedagang buah keliling mengaku tidak punya pilihan selain harus menyeberang sungai dengan rakit, meskipun rasa was-was menghantui dirinya selama berada di atas rakit.

"Khawatir hanyut dan terbawa arus sih ada. Tapi kan kalau lewat Cibungbulang jauh kang, harus muter," ucap Rahmat, yang mengaku hendak berjualan buah di Kecamatan Rumpin dan Parungpanjang.

Kepala Seksi Ekonomi dan Pembangunan Kecamatan Rumpin, Nurbaeti menyatakan, jembatan tersebut ditutup karena ambrol. Saat ini, jembatan tersebut dalam perbaikan dalam beberapa bulan ke depan.

3 dari 3 halaman

Gunakan Jalur Alternatif

Nurbaeti mengakui Jembatan Gerandong akses satu-satunya dan terdekat bagi warga Rumpin dengan Ciseeng dan Rancabungur ini rusak akibat serving dilalui truk yang melebihi muatan.

"Tapi sebelum jembatan ditutup kita sudah memasang spanduk, imbauan agar pengguna jalan menggunakan jalan alternatif," terang dia.

Pada saat pelaksanaan penutupan jembatan, pihak kepolisian melakukan rekayasa lalu lintas. Kendaraan truk, roda empat dan dua dari arah Rumpin menuju Rancabunugur dialihkan melalui Jembatan Leuwiranji, Kecamatan Gunungsindur atau melalui Kecamatan Leuwiliang maupun Cibungbulang. Begitu pula dari arah sebaliknya.

"Mungkin karena jalur lain sangat jauh, jadi pengendara motor pilih naik getek," kata Kapolsek Rumpin Kompol Sudin Simangunsong.

Untuk mencegah terjadinya hal yang tidak diinginkan, pihak kepolisian terus mengawasi dan hanya memperbolehkan beroperasi disaat arus sungai tidak deras.

"Jumlah pengangkutan juga dibatasi, kalau tidak sangat berbahaya," pungkas Sudin.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.