Sukses

Teka-teki Penyebab Tewasnya Mantan Wakapolda Sumut di Malang

Polisi kesulitan menemukan sidik jadi di silet yang berlumur darah mantan Wakapolda Sumut tersebut.

Liputan6.com, Malang - Penyebab tewasnya mantan Wakapolda Sumut Kombes Pol (pur) Agus Samad di rumahnya Bukit Dieng Permai Blok MB/9 Kota Malang, Jawa Timur masih menjadi teka-teki. Kepolisian terus mengevaluasi dan menganalisis hasil olah tempat kejadian perkara.

Direktur Reskrimum Polda Jawa Timur, Kombes Agung Yudha mengatakan, kepolisian belum bisa memastikan penyebab tewasnya mantan Wakapolda Sumut itu meski sudah ada sebagian hasil pemeriksaan tim dokter yang selesai.

"Masih fifty-fifty (penyebab tewasnya). Biar kami pecahkan teka-teki ini dulu. Kalau semua sudah jelas, pasti akan kami umumkan," kata Agung di Malang, Senin (26/2/2018).

Hasil pemeriksaan sementara tim dokter menemukan ada enam tulang rusuk sisi kiri yang patah akibat benturan benda tumpul. Polisi tak bisa memastikan patah tulang itu disebabkan dihantam secara sengaja atau karena korban jatuh.

Selain itu, juga didapati sayatan di kanan kiri sampai luka lecet paha belakang kanan. Uji laboratorium terhadap kandungan darah dan hasil autopsi terhadap korban juga belum keluar. Tim Polda Jatim bersama Polres Malang Kota terus menganalisis berbagai temuan tersebut.

"Ini tantangan buat kami untuk membuat semuanya terang benderang. Sekarang masih terus didalami kasus ini," ujar Agung.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kesulitan Melacak Sidik Jari

Kepolisian sejauh ini sudah memeriksa 6 orang saksi untuk dimintai keterangan. Selain itu, polisi akan bekerja sama dengan penyedia jasa telekomunikasi untuk membuka rekaman percakapan terakhir mantan Wakapolda Sumut tersebut.

"Kami akan meminta transkrip percakapan terakhir korban ke penyedia jasa telekomunikasi," ujar Kasat Reskrim Polres Malang Kota, AKP Ambuka Yudha Hardi Putra.

Kepolisian sudah merekonstruksi ulang tempat kejadian perkara menggunakan maneken. Menyusun berbagai kemungkinan pola ceceran darah, tali rafia yang mengikat kaki korban sampai keberadaan silet yang penuh lumuran darah.

"Kemungkinan korban tewas dua jam sebelum kami tiba di lokasi. Kami kesulitan melacak sidik jari di silet karena ukurannya kecil dan banyak darah," ucap Ambuka.

Korban yang ada di rumah sendirian menyebabkan polisi kekurangan saksi. Keterangan dari 6 saksi yang sudah diperiksa juga sangat terbatas. Istri korban juga sudah dimintai keterangan dan dijadwalkan akan dipanggil lagi untuk melengkapi beberapa keterangan yang dibutuhkan.

"Hasil autopsi dan uji laboratorium kami usahakan secepatnya selesai. Kalau sekarang ya masih belum bisa disimpulkan penyebab kematian itu," kata Ambuka.

Kombes Pol (Purn) Agus Samad ditemukan tewas di rumah pribadinya pada Sabtu, 24 Februari dengan kaki terikat tali rafia yang diikatkan di pagar lantai tiga rumah. Bercak darah ditemukan di sejumlah tempat, juga ada cairan pembasmi serangga. Korban di rumah sendirian lantaran istrinya pergi keluar kota.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.