Sukses

5 Nama yang Disebut SBY Saat Klarifikasi E-KTP, Ada Jokowi

SBY mengatakan, pernyataan Antasari yang sangat tendensius telah merugikan perjuangan politiknya pada Pilkada DKI 2017.

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono menggelar konferensi pers pada Selasa (6/2/2018) sore di Kantor DPP Partai Demokrat, Jakarta Pusat.

Konferensi pers digelar untuk memberikan klarifikasi terkait tudingan ada nama SBY di balik kasus dugaan megakorupsi KTP elektronik atau e-KTP. Sejumlah nama besar, seperti anggota DPR, gubernur, menteri dan mantan menteri ikut disebut-sebut dalam persidangan kasus ini.

Sebut saja mantan Mendagri Gamawan Fauzi, Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly, mantan Ketua Partai Denmokrat Anas Urbaningrum, mantan Ketua Banggar DPR Melcias Marchus Mekeng, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey, mantan Ketua DPR Ade Komarudin dan mantan Ketua DPR Marzuki Alie.

Demikian pula sejumlah anggota DPR, yaitu Tamsil Linrung, Mirwan Amir, Arif Wibowo, Chaeruman Harahap, Agun Gunandjar Sudarsa, Ignatius Mulyono, Taufiq Effendi, Teguh Juwarno, Miryam S Haryani, Markus Nari, Khatibul Umam Wiranu, dan M Jafar Hafsah.

Nama SBY sendiri muncul pada sidang 25 Januari 2018. Adalah mantan Wakil Ketua Banggar DPR Fraksi Demokrat Mirwan Amir yang memunculkan nama SBY.

Awalnya, penasihat hukum Setnov, Firman Wijaya bertanya kepada Mirwan Amir yang kini menjadi Ketua DPP Hanura. Firman bertanya soal apakah proyek e-KTP ada kaitannya dengan pemenangan Pemilu 2009.

"Memang itu program dari pemerintah (pemerintahan SBY)," ujar Mirwan menjawab pertanyaan Firman di Pengadilan Tipikor, Jakarta Pusat, Kamis (25/1/2018). Inilah yang kemudian membuat SBY bereaksi dan memberikan klarifikasi.

Banyak hal yang dibeberkan Presiden ke-6 RI ini dalam klarifikasinya. Mulai dari kekalahan putra sulungnya, Agus Harimurti Yudhoyono, di Pilkada DKI 2017 lalu, pertemuannya dengan Presiden Jokowi, hingga tekadnya untuk berjihad mencari keadilan.

Pernyataan panjang lebar SBY pun menyeret lima nama. Berikut nama-nama yang disebut.

1. Firman Wijaya

Susilo Bambang Yudhoyono menyebut nama pengacara Setya Novanto, Firman Wijaya, lima kali. SBY bahkan menyebut Firman memfitnah dan mencemarkan nama baiknya.

Karena hal ini, SBY pun melaporkan Firman ke Bareskrim Polri.

"Saya sebagai warga negara yang menaati hukum, tetapi juga ingin mencari keadilan, secara resmi melaporkan saudara Firman Wijaya," ujar Presiden ke-6 RI itu usai melapor di Bareskrim Polri, Selasa (6/2/2018).

Menurut SBY, Firman sudah mencemarkan nama baiknya dengan coba menelisik dugaan keterlibatannya dalam kasus korupsi e-KTP.

"Saudara Firman saya nilai telah melakukan fitnah dan mencermarkan nama baik saya berkaitan dengan permasalahan e-KTP. Selebihnya saya serahkan kepada Tuhan Maha Kuasa, Allah SWT," kata SBY.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

2. Mirwan Amir

SBY juga banyak menyebut nama mantan politikus Demokrat, Mirwan Amir. 

"Kita saksikan dalam sebuah persidangan yang sebenarnya, sedang menyidangkan tersangka Setya Novanto, tiba-tiba ada percakapan antara pengacara dan saksi, saudara Firman Wijaya, pengacara, dan saksi Saudara Mirwan Amir, yang aneh. Out of context, tidak nyambung, tiba-tiba dengan kalau saya, menurut saya, penuh dengan nuansa set-up ataupun rekayasa," kata SBY.

"Kemudian, bukan hanya dalam persidangan yang saya tahu itu dilindungi, Firman Wijaya mengeluarkan pernyataan di hadapan pers yang setelah kita teliti, kita pelajari penuh dengan bias. Seperti diarahkan. Dan secara tidak langsung maupun sebenarnya terang di-direct but clear menuduh saya sebagai orang besar, sebagai penguasa yang melakukan intervensi terhadap pengadaan e-KTP," imbuh SBY.

Bahkan SBY juga meminta Mirwan Amir untuk membuktikan pernyataannya yang telah menuduh SBY terlibat dalam kasus e-KTP.

"Tidak ada dari siapa pun, dari tim pengarah, dari Mendagri, dari tim teknis, BPKP, BPK, lembaga penegak hukum, siapa pun, tidak pernah ada, termasuk yang mengaku menyampaikan kepada saya, Mirwan Amir, tolong, di mana, kapan dalam konteks apa menyampaikan kepada saya, siapa yang mendampingi saya," kata SBY.

3 dari 5 halaman

3. Antasari Azhar

Di awal konpersnya, SBY menyebut nama Antasari Azhar. SBY menyebut mantan Ketua KPK itu sebagai salah satu yang menyebabkan kekalahan putranya, Agus Yudhoyono di Pilkada DKI 2017 lalu. 

"Bahkan menjelang pemungutan suara Pilkada Jakarta, ada pernyataan dari Saudara Antasari yang sangat tendensius dan akhirnya sangat merugikan perjuangan politik waktu itu," kata SBY.

"Seperti pertanyaan banyak kader mengapa sudah satu tahun aduan saya tentang pernyataan Antasari dulu tidak ada kelanjutannya yang jelas. Saya masih percaya kepada Kabareskrim, saya masih percaya kepada Kapolri dan saya masih percaya kepada Presiden Republik Indonesia," kata SBY.

4 dari 5 halaman

4. Jokowi

Tak lupa SBY juga menyebut nama Presiden Joko Widodo atau Jokowi. SBY menyebut nama Jokowi saat bercerita tentang kedatangannya ke Istana Presiden 2017 lalu untuk mengadu ke Jokowi soal fitnah-fitnah yang menimpanya saat Pilkada DKI Jakarta 2017. 

"Ketika saya bertemu Presiden Jokowi, saya sampaikan kepada Beliau berbagai fitnah yang dialamatkan kepada saya. Saya katakan kepada Bapak presiden, 'Pak Jokowi, orang seperti saya, Bapak juga suatu saat akan mengalami seperti saya, tidaklah mungkin akan merusak negara'," papar SBY.

Dia pun melanjutkan percakapannya dengan Jokowi saat itu.

"Beliau mengatakan 'Pak SBY, saya tidak pernah menuduh seperti itu', saya jawab lagi, 'betul Bapak, tapi Bapak tentu menerima laporan dari pembantu-pembantu Bapak tentang semuanya itu'."

SBY mengatakan, hal itu sudah lewat dan dia sudah ikhlas menerima apa yang terjadi saat Pilkada DKI 2017 lalu.

5 dari 5 halaman

5. Setya Novanto

Tak lupa SBY juga menyebut nama Setya Novanto di akhir pidatonya.

Presiden ke-6 RI itu mengaku pernah meminta para kadernya di Partai Demokrat untuk tidak ikut-ikutan menjelek-jelekkan Setya Novanto yang saat itu ramai di-bully oleh publik.

"Bicara tentang Setya Novanto, para kader masih ingat waktu Pak Setya Novanto di-bully, macam-macam bully-nya dulu dari ICU kemudian sehat walafiat, kemudian kecelakaan kendaraan, kemudian luka banyak benjolannya, saya larang teman-teman, saudara jangan ikut-ikutan melakukan bully. Tidak baik. Tidak baik. Tetapi tampaknya air susu dibalas dengan air tuba," ujar SBY terkait Setya Novanto.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.