Sukses

Pemerintah Cari Anggaran untuk Sertifikasi Pesawat N219 Nurtanio

Kementerian Keuangan sedang berusaha untuk mencari kekurangan anggaran untuk sertifikasi pesawat N219 Nurtanio sekitar Rp 81 miliar.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir mengatakan, pemerintah sedang mengupayakan mencari anggaran untuk sertifikasi pesawat N219 Nurtanio.

"Upaya Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi adalah berkoordinasi dengan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional dan Kementerian Keuangan," kata Nasir seusai menghadiri Rapat Kerja Daerah Koordinator Perguruan Tinggi Swasta (Kopertis) Wilayah VIII di Denpasar, Jumat 2 Februari 2018.

Nasir mengatakan Kementerian Keuangan sedang berusaha untuk mencari kekurangan anggaran untuk sertifikasi pesawat N219 Nurtanio sekitar Rp 81 miliar.

"Mudah-mudahan bisa didapatkan," ujarnya seperti dikutip dari Antara.

Sebelumnya, proses sertifikasi pesawat N219 Nurtanio terancam terhenti karena terkendala anggaran. Untuk mendapatkan sertifikasi, pesawat tersebut harus menjalani uji 340 jam terbang.

Padahal, untuk satu kali terbang diperlukan anggaran hingga Rp 250 juta, sementara tidak ada anggaran di Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN).

Sempat muncul desakan supaya ada suntikan anggaran untuk sertifikasi pesawat berkapasitas 19 penumpang itu dari anggaran Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Jokowi Ingin N219 Segera Dijual

Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta pesawat N219 Nurtanio segera dipasarkan secara komersial. Purwarupa pesawat N219 merupakan karya anak bangsa hasil kerja sama PT Dirgantara Indonesia (PTDI) dan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan).

Bahkan nama Nurtanio diberikan langsung Presiden Jokowi bertepatan dengan Hari Pahlawan pada 10 November 2017 ini. Pemberian nama berlangsung di Base Ops, Lapangan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Jumat (10/11/2017).

“Ya kalau ini sudah selesai, artinya proses berikutnya adalah proses bisnis. Harus bisa dipasarkan, harus bisa masuk ke komersial. Harus bisa masuk ke dunia industri. Artinya memang harus ada yang beli,” ujar Presiden, seperti mengutip laman Sekretariat Kabinet.

Menurut Jokowi, proses bisnis yang dijalankan untuk pesawat N219 Nurtanio ini akan memberikan dampak kepada berkembangnya industri di Indonesia, utamanya industri pesawat.

Perihal kebutuhan anggaran anggaran untuk membangun pesawat ini, Jokowi menilai hal itu tidak ada masalah.

Menteri BUMN Rini Soemarno mengatakan, nama Nurtanio disematkan Presiden Jokowi untuk mengenang dan menghargai jasa-jasa Laksamana Muda Udara (Anumerta) Nurtanio Pringgoadisuryo yang telah merintis pembuatan pesawat terbang di tanah air sejak 1946.

“Nurtanio Pringgoadisuryo adalah salah seorang perintis berdirinya industri pesawat terbang di Indonesia yang bekerja di Biro Perencana Konstruksi Pesawat di lingkungan Tentara Republik Indonesia yang berkedudukan di Madiun. Biro ini adalah cikal bakal lahirnya industri dirgantara di Indonesia. Mengingat jasanya itu, sangat layak kiranya nama beliau diabadikan sebagai nama purwarupa pesawat N219,” kata Rini.

Kehadiran pesawat N219 nantinya diharapkan dapat menjadi sarana pendukung dalam mewujudkan konektivitas udara Indonesia.

“Pesawat N219 dapat menjadi solusi distribusi logistik nasional untuk mendukung program jembatan udara logistik kita. Berdampingan dengan tol laut dan infrastruktur darat, kehadiran pesawat N219 akan melengkapi sistem distribusi logistik nasional menjadi semakin terintegrasi, efektif dan efisien, yang pada gilirannya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kehadiran pesawat ini merupakan implementasi BUMN Hadir Untuk Negeri dari PT DI,” tutur Rini.

Saksikan video di bawah ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.