Sukses

KPK Sebut Bakal Ada Tersangka Baru Kasus E-KTP dari Swasta

KPK enggan menyebut secara detail siapa pihak swasta yang akan menjadi tersangka baru kasus e-KTP.

Liputan6.com, Jakarta - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kini tengah melakukan pengembangan kasus dugaan korupsi pengadaan proyek e-KTP. Wakil Ketua KPK Laode M Syarief pun mengungkapkan bahwa tersangka baru kasus megakorupsi ini berasal sari pihak swasta.

"Oke sebagai hadiah ulang tahun (KPK), (tersangka baru kasus e-KTP) mungkin dari pihak swasta," ujar Syarif di Gedung KPK Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (29/12/2017).

Kendati begitu, dia enggan menyebut secara detail siapa pihak swasta yang akan menjadi tersangka baru dalam kasus yang merugikan negara hingga Rp 2,3 triliun itu.

"Enggak bisa saya menyebut potential suspect nanti saja," ujar Syarif.

Syarif menegaskan bahwa KPK tidak ingin terburu-buru memutuskan untuk melakukan penyelidikan baru dalam kasus tersebut. Sebab, kasus tersebut memiliki kerugian negara yang besar serta banyaknya pihak yang terlibat dalam kasus yang memiliki nilai proyek Rp 5,9 triliun.

"Seperti yang pernah saya katakan berkali-kali bahwa kasus e-KTP ini bukan kasus lari jarak dekat, ini lari jarak jauh, ini maraton. Jadi masih banyak," terangnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tersangka E-KTP

Dalam perkara ini, dua mantan pejabat Ditjen Dukcapil Kemendari Irman dan Sugiharto divonis Majelis Hakim Pengadilan Tipikor masing-masing penjara tujuh dan lima tahun. Adapun pengusaha Andi Agustinus alias Andi Narogong dihukum penjara delapan tahun.

Tersangka lain dalam kasus ini, yakni Dirut PT Quadra Solutions Anang Sugiana Sudihardjo dan politikus Partai Golkar Markus Nari. Keduanya hingga kini masih dalam tahap penyidikan oleh tim penindakan KPK.

Sementara, mantan Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto sudah duduk di kursi pesakitan Pengadilan Tipikor.

Saksikan Video Pilihan Berikut:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.