Sukses

Novel Baswedan Ungkap Ketakutan Terbesar bagi Pembongkar Korupsi

Penyidik senior KPK, Novel Baswedan, mengungkap ketakutan terbesar seorang tersangka maupun saksi saat mengungkap sebuah kasus.

Liputan6.com, Jakarta - Penyidik Senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan mengungkap ketakutan terbesar seorang tersangka dan saksi saat mengungkap sebuah kasus. Terlebih, saat membeberkan peran pihak-pihak tertentu yang diduga terlibat korupsi.

Menurut Novel, dalam mengungkap sebuah kasus, KPK menerima informasi dari masyarakat. Sumber itulah yang biasanya melapor ke KPK terlebih dulu.

Namun, banyak pelapor yang tidak mengungkap konstruksi kasus secara utuh karena merasa takut. Termasuk, peran-peran sejumlah pihak. 

"Itu akan terjadi pada awal perkara, seperti pelaporan atau saat perkara yang berjalan. Banyak orang yang memberikan keterangan, kemudian dia khawatir dengan keselamatannya, takut adanya serangan balik dan lain-lain," kata Novel Baswedan dalam telekonferensi dengan wartawan di Jakarta, Kamis (14/12/2017).

Dia mengatakan, KPK sudah memiliki whistleblowing system yang bisa merahasiakan indentitas sang pelapor.

"Whistleblowing system ini merahasiakan orang yang memberikan informasi," ucap Novel.

Novel berharap peluncuran IndonesiaLeaks bisa membantu untuk mengungkap kasus-kasus korupsi. Setidaknya, meraka yang enggan melapor ke KPK bisa melapor melalui IndonesiaLeaks.

IndonesiaLeaks juga bisa membuat pelapor merasa terlindungi. Setidaknya dengan memberikan laporan langsung kepada IndonesiaLeaks, kerahasiaan identitas pelapor juga bisa terjaga.

"Saya melihat IndonesiaLeaks ini bagus, apakah ada mekanisme informasi-informasi yang ditampilkan. Dan bisa menjadi solusi atas orang yang melaporkan. Artinya, peran informan publik itu penting, dan harus menjamin kerahasiaan," ujar Novel Baswedan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

IndonesiaLeaks

Selama ini, perlindungan kepada informan publik dinilai masih minim. Mereka yang membocorkan informasi penting di dalam institusinya akan berhadapan dengan pidana, bahkan persekusi. Kini para informan publik tidak perlu ragu apalagi takut untuk berbagi informasi data atau dokumen terkait kepentingan publik.

Di bawah platform yang dapat diakses melalui https://indonesialeaks.id ini, para informan publik dapat memberikan data atau dokumen-terkait kepentingan publik. Platform ini juga turut menggandeng 10 media massa dalam lima organisasi masyarakat sipil dalam penyediaannya. Data yang dikirim tiap informan selanjutnya akan diverifikasi oleh media yang terlibat.

"IndonesiaLeaks dirancang sebagai sebuah platform bersama, kolaborasi antara 10 media untuk berbagi peran, tanggung jawab, sumber daya dan risiko. Dengan dilakukan bersama, kami berharap dampak liputan investigasi juga akan lebih besar dan luas," jelas pemimpin Redaksi Tempo.co Wahyu Dhyatmika, dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com, Kamis (14/12/2017).

Direktur Eksekutif Jaringan Indonesia untuk Jurnalisme Investigasi (JARING), Eni Mulia, mengatakan IndonesiaLeaks merupakan sebuah terobosan dalam mendorong tata kelola pemerintahan yang bersih dari praktik korupsi.

Menurut dia, ada tiga hal mendasar dari lahirnya IndonesiaLeaks, yaitu teknologi mutakhir yang menjamin kerahasiaan dan keamanan identitas para informan, kerja sama antarmedia dalam menggarap laporan investigatif kasus korupsi, "Serta partisipasi piublik dalam berkontribusi pada upaya pengawasan dan penghapusan korupsi," jelas Eni.

Direktur LBH Pers Nawawi Baharudin mengatakan, platform digital IndonesiaLeaks meminimalisasi mereka yang akan memberikan data atau dokumen terkait kepentingan publik dari risiko ancaman, baik pribadi atau keluarga.

Selain itu, kerja sama antarmedia dalam menindaklanjuti laporan informan juga akan meningkatkan kualitas informasi melalui jurnalisme investigatif dengan liputan yang mendalam dan komprehensif. 

"Secara tidak langsung hal lni akan membedakan kualitas media arus utama dengan media sosial yang sekarang banyak menjadi media penyebaran hoaks. Maka terhadap lnisiatif itu, LBH Pers mendukung dan akan melibatkan diri dalam kerja yang penuh tantangan ini," kata Nawawi.

3 dari 3 halaman

Peningkatan Kualitas Jurnalisme Investigatif

Platform IndonesiaLeaks inl merupakan sebuah platform mandiri yang memungkinkan para informan publik melaporkan data dan dokumen terkait kepentingan publik secara anonim.

Pihak media akan menelusuri lebih Ianiut laporan tersebut lewat verifikasi jurnalistik dan jika dokumen yang diserahkan akurat, maka sebuah kerja kolaborasi investigasi jurnalistik antarmedia akan dilakukan terkait laporan tersebut. Melalui kolaborasi ini, akan lahir pemberitaan menyangkut kepentingan publik yang lebih berkualitas.

Adapun 10 media yang terlibat dalam IndonesiaLeaks adalah, Tempo, Jaring, KBR, CNN lndonesia, The Jakarta Post, Bisnis Indonesia, Suara.com, Independen.id, Sindo. dan Liputan6. Sementara lima organisasi masyarakal sipil yang mendukung platform ini adalah lndonesia corruption Watch (ICW), LBH Pers, Change.org, Greenpeace, dan Auriga.

Inisiasi awal lndonesiaLeaks sendiri dilontarkan oleh empat lembaga, yakni Perhimpunan Pengembangan Media Nusantara (PPMN), Tempo Institute, Aliansi Jurnalis lndependen Indonesia (AJI Indonesia), dan Free Press Unlimeted.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini