Sukses

Merdekanya Gatot Usai Jabat Panglima TNI

Selesainya tugas sebagai pemimpin tertinggi di militer, Gatot Nurmantyo meminta restu untuk memulai kehidupan baru.

Liputan6.com, Jakarta - Jenderal TNI Gatot Nurmantyo menyerahkan tongkat komando Panglima TNI kepada Marsekal Hadi Tjahjanto.

Penyerahan tongkat komando dimulai dengan pembacaan surat keputusan Presiden Jokowi. Setelah itu, Jenderal Gatot menyerahkan tongkat komando kepada Hadi Tjahjanto.

"Pagi hari ini secara resmi saya berikan tongkat pimpinan TNI. Selamat menjalankan amanah yang tidak ringan namun mulia ini," ujar Gatot Nurmantyo di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta, Sabtu (9/12/2017).

Acara pergantian pucuk pimpinan dari Gatot Nurmantyo kepada Hadi itu dihadiri seluruh angkatan yang ada di TNI dan juga sejumlah Perwira Tinggi (Pati) TNI.

Dengan selesainya tugas sebagai pemimpin tertinggi di militer, Gatot Nurmantyo meminta restu untuk memulai kehidupan baru.

"Saya mohon doa restu untuk memulai babak baru dalam kehidupan saya," ujar Gatot di Mabes TNI Cilangkap.

Selain meminta restu untuk mundur dari jabatan panglima, Gatot juga meminta maaf kepada seluruh prajurit TNI dan seluruh masyarakat atas kesalahannya selama menjadi pemimpin di militer. 

"Untuk itu, pada kesempatan yang baik ini atas nama pribadi dan keluarga dengan segala kerendahan hati saya menyampaikan permohonan maaf atas segala kekurangannya serta kekhilafan," terang Gatot.

Dia juga berterima kasih kepada seluruh prajurit TNI, baik di dalam maupun yang tengah bertugas di luar negeri, baik yang masih menjabat atau sudah pensiun.

Jenderal TNI Gatot Nurmantyo disaksikan Marsekal TNI Hadi Tjahjanto menandatangani dokumen saat serah terima jabatan Panglima TNI di Mabes TNI Cilangkap, Sabtu (9/12). Gatot resmi mengakhiri jabatannya sebagai Panglima TNI. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Perasaan Merdeka

Mata Gatot terlihat berkaca-kaca saat menyalami satu persatu jenderal TNI yang hadir dalam acara serah terima jabatan (sertijab) di Mabes TNI.

Gatot mengaku memiliki perasaan berbeda setelah tak lagi memangku jabatan tertinggi di militer.

"Merdeka!" ujar Gatot terkait perasaannya saat ini.

Menurut Gatot, menjadi Panglima TNI tidaklah mudah.

"Semua beban sudah lepas semuanya, iya kan. Mungkin rekan-rekan tidak merasakan, bagaimana kita diberi amanah untuk memimpin 400 ribu prajurit yang tersebar di mana-mana, ini bukan suatu hal yang mudah," kata dia.

Namun, Gatot bersyukur bisa melewati masa-masa tersebut. Terlebih, kini jabatan tertinggi diambil alih oleh Hadi Tjahjanto yang dia nilai mampu melanjutkan tugasnya.

"Saya bersyukur ini sudah bisa selesai semuanya, dan sudah saya serahkan kepada Pak Hadi, dan yang saya serahkan berdasarkan pengalaman tadi 36 tahun saya mengamati, Pak Hadi pasti mampu," Gatot Nurmantyo memaparkan.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Ziarah dan Umrah

Marsekal Hadi Tjahjanto (kiri) bersalam komando dengan Jenderal Gatot Nurmantyo usai upacara pengambilan sumpah dan pelantikan sebagai Panglima TNI di Istana Negara, Jakarta, Jumat (8/12). Upacara dipimpin oleh Presiden Jokowi. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Setelah tongkat komando beralih ke Marsekal Hadi Tjahjanto, Jenderal Gatot Nurmantyo mengaku akan ziarah ke makam kedua orangtuanya. Setelah itu, dia akan umrah.

"Hari ini saya lanjutkan kegiatan, kemudian besok saya akan ziarah ke kedua orangtua saya dan mertua saya, kemudian lusa saya akan berangkat umrah," ujar Gatot usai sertijab

Selain itu, Gatot juga akan bersilaturahmi dengan pimpinan TNI di negara-negara lainnya. Sebelum silaturahmi, Gatot mengaku akan meminta izin terlebih dahulu kepada Hadi Tjahjanto.

"Ke sana bukan sebagai Panglima TNI, tapi sebagai Jenderal Gatot Nurmantyo. Mengunjungi sahabat-sahabat saya untuk memohon maaf karena tidak sempat berpamitan secara pribadi," kata dia.

Gatot Nurmantyo menyampaikan, masih ada beberapa pekerjaan yang belum dia selesaikan, yakni menunggu kedatangan pesawat tempur dan kapal selam.

Terjun ke Politik?

Jenderal TNI Gatot Nurmantyo tak mau membahas politik praktis usai menyerahkan jabatan Panglima TNI kepada Marsekal Hadi Tjahjanto. Saat ini, ia digadang-gadang akan menjadi calon wakil presiden dalam Pemilu 2019.

"Kita lihat nanti saja, sekarang saya tidak boleh berbicara masalah politik praktis," ujar Gatot di Mabes TNI Cilangkap.

Gatot menegaskan jika saat ini dia masih prajurit TNI yang tak boleh berpolitik praktis.

"(Tahun) 2018 masih dua bulan lagi ya. Hehehe. Oke. Survei silakan-silakan saja, sekarang saya masih prajurit TNI," kata dia.

Gatot mengaku berniat mengikuti jejak Moeldoko, yaitu bertani. Gatot diketahui akan masuk masa pensiun pada Maret 2018.

"Oh bertani? Saya kan masih prajurit. Oh Nanti, saya sudah punya kebun. Hahaha itu jelas. Tani seperti Pak Moeldoko itu kan sambil berolahraga kan, nyangkul itu olahraga," kata dia.

 

3 dari 3 halaman

Pesan ke Hadi Tjahjanto

Jenderal TNI Gatot Nurmantyo dan Marsekal TNI Hadi Tjahjanto dalam upacara serah terima jabatan Panglima TNI di Mabes TNI Cilangkap, Sabtu (9/12). Marsekal Hadi Tjahjanto merupakan Panglima TNI kedua yang berasal dari TNI AU. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

 

Usai penyerahan pucuk pimpinan tertinggi di militer, Gatot banyak berpesan kepada Hadi Tjahjanto.

"Tugas sebagai panglima berat tapi mulia," ujar Gatot dalam amanatnya di Mabes TNI Cilangkap.

Gatot mengingatkan dalam menghadapi tahun politik di 2018 dan 2019 mendatang TNI harus mampu menjaga netralitas. Netralitas TNI dibutuhkan, kata Gatot, untuk terus menjaga kondisi persaingan dan kompetisi dalam politik.

"Di mana persaingan dan kompetensi politik yang mewarnai. Menghadapi tantangan ini saya ingin ingatkan prajurit TNI untuk sungguh-sungguh," kata dia.

Selain itu, Jenderal Gatot juga mengingatkan agar TNI terus memperkokoh persatuan bangsa dan negara serta Bhineka Tunggal Ika.

"Harus dijaga agar utuh dan terekat kuat dalam bingkai NKRI. Perbedaan bangsa ini harus dirawat dalam satu ikatan," terang dia.

Sementara itu, setelah resmi memangku jabatan tertinggi, Hadi memberikan amanat kepada seluruh prajurit TNI. Didampingi Gatot Nurmantyo, Hadi mengaku akan melanjutkan program kerja yang telah dibuat oleh Gatot.

Hadi Tjahjanto menyatakan, siap menjaga netralitas TNI dalam menghadapi tahun politik di 2018 dan 2019. Selain itu, Hadi juga siap menjaga kedaulatan NKRI.

Berikut amanat lengkap Hadi Tjahjanto resmi menjadi Panglima TNI.

"Assalammualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, salam sejahtera bagi kita semua Shalom, Om Swastiastu.

Yang saya hormati Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, yang saya hormati para pimpinan lembaga tinggi negara, para menteri dan Kapolri, para Kepala Staf Angkatan, para duta besar negara sahabat, hadirin dan undangan yang saya muliakan, segenap prajurit dan aparatur sipil negara TNI yang saya cintai dan saya banggakan.

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa Allah SWT, atas limpahan karunianya kita dapat menyelenggarakan upacara serah terima jabatan Panglima Tentara Nasional Indonesia dalam keadaan tertib, aman dan lancar.

Melengkapi ungkapan rasa syukur ini atas nama pribadi dan keluarga saya mengucapkan terima kasih kepada negara, pemerintah dan rakyat Indonesia atas kepercayaan yang telah diberikan kepada saya untuk mengemban tugas dan amanah melanjutkan kepemimpinan sebagai panglima TNI.

Segenap prajurit TNI dan ASN TNI yang saya cintai dan saya banggakan. Berangkat dari ketaatan kepada hukum dan konsistensi terhadap kebijakan TNI akan tetap berjalan pada koridor kebijakan umum pembangunan kekuatan pokok minimum sesuai rencana strategis TNI, serta melanjutkan program kerja yang telah dirintis oleh Jenderal TNI Gatot Nurmantyo.

Untuk itu, selaku penerus kepemimpinan dan atas nama segenap prajurit dan ASN TNI, saya ucapkan terima kasih dan penghargaan kepada Jenderal TNI Gatot Nurmantyo atas segala pemikiran dan usaha untuk menjadikan TNI lebih maju, handal, profesional, solid dan dicintai oleh rakyat.

Kita tidak bisa pungkiri, selama kepemimpinan beliau telah menjadikan TNI salah satu institusi yang paling dipercaya publik, dan di setiap kesempatan beliau selalu mengumandangkan bersama rakyat TNI kuat. Hal ini telah membumi dan telah melekat di hati sanubari rakyat, prajurit TNI.

Membaca potensi ancaman TNI secara cerdas harus dapat menterjemahkan setiap bentuk konflik yang sulit diprediksi, di mana diameter konflik tidak lagi menjadi simetris melainkan bersifat asimetris, proxy, dan hibrida.

Setidaknya potensi ancaman yang perlu dicermati ke depan antara lain dampak tantangan dunia baru, terorisme, perang cyber, kemajuan China, China cam opensive, serta kerawanan keamanan di laut perbatasan, tentu juga kesehatan lain yang dianggap merugikan Indonesia seperti ilegal fishing, penyelundupan barang, manusia, senjata dan narkoba yang mengancam keutuhan, kedaulatan NKRI yang kita cintai bersama.

Memasuki tahun politik, pesta demokrasi memberikan warna yang beragam yang bernuansa akan terjadinya konflik, TNI harus memegang teguh netralitasnya dari tingkat atas sampai satuan paling bawah.

Demikian juga, komitmen TNI memberikan perbantuan kepada vendor dan Polri dalam pengamanan Pilkada serentak pada tahun 2018 dan pemilu tahun 2019, senantiasa harus mengutamakan asas hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Segenap prajurit dan ASN TNI, hadirin dan undangan yang saya hormati. Mengakhiri amanat ini, atas nama prajurit TNI, saya menyampaikan rasa hormat, bangga dan terima kasih kepada Jendral TNI Gatot Nurmantyo, atas semua pengabdian Jenderal dan selamat bertugas di ruang pengabdian yang baru.

Ucapan yang sama juga saya sampaikan Ibu Neni Gatot Nurmantyo yang telah menjadikan Dharma Pertiwi dan IKKP Pragapi Wira Agimi, semakin solid dan berkembang.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa tantangan tugas TNI ke depan tidaklah semakin ringan, namun kita harus memiliki keyakinan bahwa kebersamaan seluruh prajurit ASN TNI, serta dengan dorongan dan doa restu seluruh rakyat Indonesia, TNI akan mampu melaksanakan tugas dengan baik dalam menegakkan kedaulatan, menjaga keutuhan wilayah dan melindungi segenap bangsa serta tumpah darah Indonesia.

Kita harus bertekad membangun tentara yang profesional, disiplin, militan dan rendah hati. melalui profesionalisme, disiplin dan militan, menjadikan TNI hebat dalam segala medan tugas. Sedangkan dengan rendah hati akan menghasilkan kemanunggalan yang kuat, sinergitas dari keempatnya itu akan menunjukkan yang tangguh dan percaya diri.

Kesungguhan ini bukanlah retorika, tetapi sebuah cita-cita harus kita raih dengan kerja keras dan kita harus yakin cita-cita itu bisa kita capai.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa Allah Subhanahu Wa Ta'ala senantiasa melimpahkan kesehatan, kekuatan dan bimbingannya kepada kita sekalian dalam melanjutkan tugas dan pengabdian bangsa dan negara yang kita cintai bersama.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.