Sukses

Bertemu Menlu Qatar, JK Sempat Singgung Masalah Yerusalem

Wakil Presiden Jusuf Kalla atau JK bertemu Menteri Luar Negeri Qatar, Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani.

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla atau JK bertemu Menteri Luar Negeri Qatar, Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani, di Istana Wapres, kemarin. Dalam pertemuan tersebut, JK sempat menyinggung masalah Yerusalem.

"Ya tentu (soal kebijakan AS soal Yerusalem) semua menyesalkan hal itu," ucap JK di Jakarta, Jumat 8 Desember 2017.

Meski demikian, dia menegaskan, fokus yang dibicarakan menunjukkan rasa simpati Indonesia terhadap Qatar yang terkena embargo. JK berharap ini bisa diselesaikan dengan baik.

"Ya tentu kita bersimpati, kepada Qatar, tentu, dia diembargo. Tapi kita berharap mereka dapat selesaikan dengan baik," tegas JK.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Memutarbalikkan Fakta

JK mengatakan, usai pengumuman Presiden Amerika Serikat Donald Trump, yang secara resmi mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel, akan memantik suasana menjadi panas.

Dia menuturkan, bukan hanya di kawasan Timur Tengah, pengakuan sepihak Trump terhadap Yerusalem juga akan menimbulkan gejolak di Indonesia.

"Pasti, bukan hanya di kawasan Timur Tengah yang memanas. Di negara lain, seperti di negeri kita bisa saja macam-macam lagi demo, Kedutaan AS, atau negara lain akan terjadi. Dan itu sudah diperingatkan," kata JK di Serpong, Banten, Kamis (7/12/2017).

Dia menuturkan, apa yang dilakukan AS telah memutarbalikkan fakta. Meski demikian, Indonesia belum ada keinginan untuk memutuskan hubungan diplomatik.

"Namanya AS, ya begitu semua memutarbalikkan keadaan. (Memutuskan hubungan diplomatik) Belum dipikirkan," ungkap JK.

Dia menuturkan, apa yang dilakukan Trump adalah realisasi janji kampanyenya saat pemilihan. Meski demikian, JK memandang apa yang dilakukan AS adalah menyalahi makna demokrasi sepenuhnya.

Dia mencontohkan upaya ini pernah terjadi saat AS menyerang Irak. Karena itu, adalah hal yang tak patut dibiarkan.

"AS menyerang Irak tanpa alasan yang jelas, akibatnya Irak hancur lebur, jauh lebih makmur waktu Saddam. Tanpa ingin mengkritik, artinya bahwa dengan kritikan juga kepada Saddam cara memerintah, tapi rakyatnya lebih makmur dulu daripada sekarang, hancur-hancuran. Mana yang lebih baik?" kata JK.

Saksikan video di bawah ini:

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.