Sukses

Alami Overscale, Gunung Agung Tambah Suplai Magma

Untuk volume kawah Gunung Agung saat ini sekitar 60 juta meter kubik.

Liputan6.com, Karangasem - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) kembali mencatat Gunung Agung di Kabupaten Karangasem, Bali, mengalami aktivitas gempa tremor terus-menerus sebagai manifestasi penambahan suplai magma di kawah gunung setinggi 3.142 mdpl itu.

"Tremor overscale yang terjadi selama 22 menit pada pukul 14.34 Wita hingga 14.56 Wita ini menandakan sedang berlangsung suplai magma ke dinding kawah yang terus berlangsung," kata Kepala Bidang Mitigasi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi I Gede Suantika, di Posko Pemantauan Gunung Agung, Desa Rendang, Karangasem, seperti dikutip dari Antara, Sabtu (2/12/2017).

Ia memastikan untuk suplai magma sudah lebih besar dibandingkan dengan saat pagi hari, meskipun volumenya kecil tapi saat ini sudah meningkat.

Untuk volume kawah saat ini, kata dia, sekitar 60 juta meter kubik, dan saat ini pengisian volume lava di dalam kawah diperkirakan kurang dari 50 persen atau 30 juta kubik per meter.

Pihaknya memprediksi, pengisian lava di dalam kawah Gunung Agung hingga penuh membutuhkan waktu kurang dari sepuluh hari.

"Overscale ini hampir setiap hari terjadi atau sudah berlangsung enam kali sejak 28 November 2017," kata Suantika.

Ia membandingkan, saat Gunung Agung mengalami overscale hebat pada 28 November 2017, terpantau adanya lontaran batu radius satu hingga dua kilometer.

Pada saat itu, PVMBG juga melihat melalui visual dengan kamera pengintai (CCTV) di Bukit Asah, adanya percikan material padat yang terlontar ke udara dan turun lagi di dalam kawah.

Untuk saat ini dampak dari overscale Gunung Agung belum ada tanda lontaran bebatuan vulkanik, tapi terlihat asap putih tebal.

Selain itu, ditambah adanya kepulan abu sangat tinggi beserta berlangsungnya aliran lava di dinding kawah, sehingga suplai magma terus mendesak keluar semakin besar.

"Kami mencatat hari ini adanya tremor overscale seperti pada 28 November 2017, namun perbedaannya lebih pendek," ujarnya.

Ia menambahkan, sangat berkaitan antara aktivitas vulkanik Gunung Agung dan aktivitas tektonik yang sebelumnya terjadi di Desa Abang yang mengakibatkan gempa 3,5 SR beberapa waktu lalu.

Suantika mengatakan, aktivitas overscale Gunung Agung ini mirip seperti yang pernah dilakukan Gunung Sinabung yang lebih dari lima kali melakukan tremor melebihi ambang batas dari alat seismograf.

Sementara itu, Kepala Sub Bidang Mitigasi Pemantauan Gunungapi Wilayah Timur PVMBG Devy Kamil Syahbana menambahkan, PVMBG pun berencana akan kembali melakukan pemantauan kawah dengan menggunakan drone. Namun, hal ini baru akan dilakukan seminggu ke depan, karena saat ini drone mengalami masalah teknis dan harus diperbaiki di Bandung.

"Tim drone akan kembali dan lakukan pemantauan kawah paling cepat seminggu ke depan. Sekali lagi saya jelaskan, meskipun secara visual hari ini Gunung Agung tampak mereda, namun data lain menunjukkan aktivitas vulkanik gunung Agung masih tinggi," ujar Devy.

Ia menambahkan, aktivitas vulkanik Gunung Agung bisa dikatakan mereda apabila sudah ada penurunan gempa secara konsisten, deformasi menunjukkan deflasi yang konsisten, secara geokimia tidak terekam gas SO2, serta tidak lagi terekam anomali thermal di kawah Gunung Agung.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini