Sukses

Luncurkan Buku, Kapolri Beberkan Konsep Awal Lahirnya Kepolisian

Menurut Tito, penulisan buku ini sudah dilakukan sejak dua tahun lalu,

Liputan6.com, Jakarta - Kapolri Jenderal Tito Karnavian meluncurkan buku "Democratic Policing". Buku tersebut merupakan karya Tito mengenai paradigma perpolisian era demokrasi di Indonesia.

Menurut Tito Karnavian, penulisan buku ini sudah dilakukan sejak dua tahun lalu, ketika ia masih menjabat sebagai Asisten Kapolri Bidang Perencanaan.

"Ini sudah cukup lama, dua tahun lebih. Saat Asrena kita memikirkan roadmap strategi polisi. Ada tahapan trust building, partnership building, membangun kemitraan kemudian tahap membangun organisasi Polri yang kuat, dapat menjadi contoh bagi yang lain," kata Tito dalam sambutannya di Auditorium LIPI, Jakarta, Selasa (21/11/2017).

Dalam buku ini, sambung Tito, berisi tentang konsep awal  kelahiran perpolisian yang tumbuh dan berkembang dari masyarakat, bukan dari kekuasaan negara.

"Karena itu, polisi bukan merupakan alat kekuasaan negara melainkan mengabdi dan melindungi masyarakat secara umum," ucap Tito.

Tito berpendapat, kepercayaan publik pada polisi menurun. Tahap lima tahun pertama yang berupa trust building belum tercapai. Sehingga, dia pun menuangkan ide dan pemikiran dalam buku ini.

"Saya pikir harus buat roadmap ulang. Maka saya kumpulkan pemikir dan tokoh yang peduli pada polisi," tambah Tito Karnavian.

Dalam penyusunan buku ini, mantan Kapolda Metro Jaya itu dibantu Hermawan Sulistyo. Hermawan mengatakan, semua pemikiran Tito yang disampaikan baik lewat tulisan atau lisan dikumpulkan sehingga bisa dimuat dalam buku tersebut.

"Saya bilang Pak Tito jangan khawatir soal penyusunan, saya kumpulkan dan catat ide beliau kemudian kita kirim ke Pak Tito lalu kita susun bersama," ucap Hermawan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Bahas Sejarah Polri

Buku Democratic Policing membahas tentang kepolisian sejak titik awal sejarah demokratisasi dimulai sejak reformasi 1998.

Reformasi ini berdampak adanya tuntutan terhadap Polri untuk melakukan perubahan di tingkat sistem, struktur dan kultur institusi Polri, yang kemudian dikenal dengan reformasi Polri.

Reformasi, sambung Tito, bertujuan untuk mengubah citra Polri dari militeristik ke polisi sipil.

"Tentunya yang menjunjung tinggi hak asasi manusia dan civil society, serta profesional dan akuntabel," terang Tito.

Paradigma Democratic Policing yang digambarkan penulis dalam buku ini secara umum adalah pentingnya memperhatikan dimensi HAM, hak ekonomi sosial serta penghormatan terhadap civil society sebagai paradigma perpolisian di alam demokrasi. 

"Buku ini bisa menjadi rujukan standard policing bagi segenap anggota Polri. Di samping, pemerhati kepolisian di kalangan akademisi," tutup Tito.

Saksikan vidio pilihan di bawah ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.