Sukses

Ditanya Kans ke Politik Setelah Pensiun, Ini Jawaban Kapolri

Ditanya soal rencana terjun ke dunia politik, apa jawaban Jenderal Tito?

Liputan6.com, Jakarta - Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengaku belum tertarik terjun ke dunia politik usai pensiun nanti dari anggota polisi. Dia lebih memilih mendedikasikan diri ke dunia pendidikan.

Tito juga membeberkan alasan dirinya yang belum tertarik masuk ke dunia politik.

"Dunia politik dunia yang banyak sikut-sikutan. Dunia yang sangat ribut," ujar Tito usai dikukuhkan menjadi Guru Besar di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK), Jakarta Selatan, Kamis, 26 Oktober 2017.

Mantan Kapolda Metro Jaya ini berpendapat sistem pembayaran gaji bagi birokrat atau pejabat negara sampai saat ini belum jelas. Sehingga, berpotensi terjadinya tindak korupsi. Hal ini juga yang menjadi alasan Tito belum tertarik ke dunia politik.

"Kalau di birokrasi gajinya tidak jelas, segala macam. Potensi kita untuk korupsi juga tinggi," ucap Tito Karnavian. 

Mantan Kapolda Papua itu mengaku lebih memilih untuk berkecimpung di dunia pendidikan dibanding politik selepas pensiun nanti.

"Siap-siap kalau sudah pensiun. Karena saya suka di bidang pendidikan, enggak perlu lari kesana kemari," kata Tito.

Menurut Tito, pendidikan adalah dunia memiliki suasana lebih tenang. Selain itu, ia juga bisa lebih mudah mengatur waktu.

"Kalau di pendidikan suasana lebih tenang, kita bisa atur ritme sendiri. Kalau hobi di pendidikan, ya otomatis akan tersalurkan semangat untuk mengajarnya, sharing, dan meneliti," ucap mantan Kepala Densus 88 itu.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Mengajar di Luar Negeri

Mantan Kapolda Metro Jaya ini mengaku dirinya lebih tertarik menjadi pengajar dan peneliti di luar negeri.

"Keinginan saya, obsesi saya jadi pengajar di tingkat internasional, karena kebetulan saya di bidang terorisme ini adalah akademisi sekaligus praktisi," tambah dia.

Tito mengaku tak mudah dalam meraih gelar profesor. Butuh sejumlah persyaratan, seperti membuat buku, jurnal, dan menjadi pembicara di sejumlah forum nasional dan internasional.

Selain itu, lanjutnya, gelar ini diperoleh berdasarkan pengalaman empiriknya yang telah bergelut dalam bidang pemberantasan tindak pidana terorisme sejak 1999.

"Saya ikut sekolah formal dan kursus mulai di Amerika Serikat, Inggris, Australia, Singapura, dan studi banding di banyak negara," tandas Tito. 

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.