Sukses

Kata Menko Polhukam soal Video Brimob Latihan RPG

Menko Polhukam Wiranto meminta masyarakat lebih kritis terhadap segala informasi.

Liputan6.com, Jakarta - Menko Polhukam Wiranto meminta masyarakat berhati-hati dengan informasi yang beredar di media sosial.

Hal itu ia utarakan menanggapi beredarnya video latihan peluncuran rocket propelled grenade (RPG) yang diduga dilakukan anggota Brimob Polri. Video itu belakangan menjadi viral.

"Teman-teman sekalian hati-hati melihat video. Video yang beredar di media sosial bisa beragam," ucap Wiranto di kantornya, Jakarta, Jumat (29/9/2017).

Pasalnya, kata dia, banyak video yang waktu perekamannya tidak diketahui persis. Ketika video menyebar, publik mengaitkannya dengan isu saat ini.

Terlebih, momentum beredarnya video itu tidak lama dari kontroversi 5.000 senjata ilegal yang disampaikan Panglima TNI.

"Seakan-akan (video yang beredar) dikaitkan dengan isu sekarang ini. Nah, hati-hati," jelas Wiranto.

Karenanya, masih kata dia, seluruh elemen masyarakat harus kritis dan tidak langsung menerima begitu saja. Jangan sampai hal ini justru menimbulkan kegaduhan.

"Lebih kritis lagi untuk menjaring informasi-informasi yang dapat merugikan kepentingan masyarakat. Jangan sampai ada info yang justru membuat kegaduhan," tandas Wiranto.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Penjelasan Polri

Sebelumnya, Kepala Divisi Humas Polri Irjen Setyo Wasisto membenarkan adanya video tersebut. Akan tetapi, ia menegaskan senjata yang dipakai latihan dalam video berdurasi 58 detik itu adalah senjata lama.

Menurut Setyo, senjata yang digunakan dalam video tersebut biasa disebut dengan Pelontar Granat Infanteri (PGI). Senjata itu merupakan warisan ketika Polri dan TNI masih menjadi satu kesatuan.

Setyo mengklaim, video latihan menggunakan PGI hanya sebatas pengenalan senjata bagi anggota Brimob.

"Ada, tapi sisa hanya untuk pengenalan. Mungkin pelurunya masih ada beberapa puluh lah untuk bagaimana cara bekerjanya, nembak ini," terang dia.

Mantan Wakil Kepala Badan Intelijen dan Keamanan Polri itu menambahkan, sejak berpisah dari TNI, Polri sudah tidak lagi mengusulkan pengadaan senjata seperti rudal, PGI, dan sejenisnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.