Sukses

PBNU: Masyarakat Sekarang Sudah Sarapan Fitnah Bukan Nasi Uduk

Anggota PBNU Moqsith Ghazali menyesalkan penyebaran hoax belakangan ini semakin tak terkendali.

Liputan6.com, Jakarta - Maraknya penyebaran hoax dan ujaran kebencian menjadi perhatian sejumlah pihak, tak terkecuali dari Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).

Wakil Ketua Lembaga Bahtsul Masail (LBM) PBNU Moqsith Ghazali menyesalkan penyebaran hoax belakangan ini semakin tak terkendali.

"Masyarakat sekarang sudah sarapan fitnah bukan nasi uduk, makan siang dan malam itu lagi (fitnah)," kata Abdul dalam sebuah diskusi di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (20/9/2017).

Dalam kasus Saracen, Abdul menilai bahwa bisnis yang dilakukan oleh sindikat tersebut adalah bisnis yang menyesatkan dan zalim.

Sebab, Saracen merupakan sindikat yang melakukan penyebaran kebencian dan fitnah dengan menggunakan isu SARA di media sosial.

"Kalau seseorang maju jadi pemimpin silakan saja jangan halalkan segala cara. Oleh karena itu sebabnya saya kayakan bisnis fitnah tidak sah dan zalim karena dampak buruknya ke semua," ucap Abdul.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Empat Tersangka

Sebelumnya, dalam kasus Saracen, polisi menetapkan empat pengurusnya, yakni JAS, MFT, SRN, dan AMH sebagai tersangka.

Mereka bersedia menyebarkan konten ujaran kebencian dan berbau SARA di media sosial sesuai pesanan dengan tarif Rp 72 juta.

Media yang digunakan untuk menyebar konten tersebut antara lain di Grup Facebook Saracen News, Saracen Cyber Team, situs Saracennews.com, dan berbagai grup lain yang menarik minat warganet untuk bergabung.

Hingga saat ini diketahui jumlah akun yang tergabung dalam jaringan Grup Saracen lebih dari 800.000 akun.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.