Sukses

Fadli Zon Minta Pemerintah Tarik Dubes RI di Myanmar

Penarikan duta besar merupakan bagian dari tindakan diplomatik untuk mengingatkan dan menekan Myanmar terkait krisis Rohingya.

Liputan6.com, Manila - State Counsellor dan pemimpin de facto Myanmar, Aung San Suu Kyi, telah buka suara terkait krisis kemanusiaan yang melanda Warga Rohingya. Namun, dalam pidatonya, Suu Kyi tidak tegas menyatakan akan menghentikan krisis kemanusiaan di Rakhine, Myanmar itu.

Bahkan, dalam sidang Sidang Umum ke-38 Parlemen Se-Asia Tenggara atau ASEAN Inter-Parliamentary Assembly (AIPA) di Manila, Filipina, delegasi parlemen Myanmar juga menolak resolusi penyelesaian krisis kemanusiaan terhadap etnis Rohingya yang diajukan Indonesia.

"Pemerintah Indonesia perlu mempertimbangkan penarikan Duta Besar Indonesia untuk Myanmar. dan menggantinya dengan Kuasa Usaha (Charge de Affair) saja. Myanmar telah membiarkan terjadinya kejahatan kemanusiaan dan pemusnahan etnis Rohingya," ujar Wakil Ketua DPR Fadli Zon, di sela-sela acara penutupan Sidang Umum AIPA di Makati Shangrila hotel, Manila, Rabu (20/9/2017). 

Menurut politikus Partai Gerindra ini, penarikan duta besar merupakan bagian dari tindakan diplomatik untuk mengingatkan dan menekan Myanmar. Langkah itu perlu diambil, agar mereka memperhatikan suara dunia internasional terkait krisis kemanusiaan yang terjadi di Rohingya.

"Kita perlu paham jika sikap tegas dalam diplomasi bukan hanya diperlukan saat menyangkut isu-isu bilateral saja, namun juga ketika menyangkut isu multilateral, regional, dan internasional. Terutama jika isunya genting dan prinsipil," imbuh dia. 

Fadli menilai, menjaga keamanan, perdamaian, dan stabilitas kawasan tidak bisa dilakukan hanya dengan menghindari konflik diplomatik. Krisis kemanusiaan yang terjadi di Rakhine, Myanmar, bahkan membuktikan jika diplomasi basa-basi justru bisa kontraproduktif terhadap penciptaan perdamaian dan telah gagal memberikan perlindungan terhadap anak bangsa sesama kawasan.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tak Berdampak Banyak

"Penarikan duta besar kita dari Myanmar juga tidak akan banyak berdampak terhadap kepentingan nasional kita. Apalagi, hubungan perdagangan dengan mereka juga nilainya terus menerus anjlok. Jika pada 2013 nilai ekspor Indonesia ke Myanmar mencapai US$556 juta. Pada 2016 nilainya tinggal US$145 juta saja," ungkap Fadli. 

Selama ini, pemerintah menganggap Myanmar sangat menghormati Indonesia, karena telah merangkul mereka menjadi anggota ASEAN dan juga turut membantu proses transisi demokrasi di sana. Tapi, pesan Indonesia ternyata kurang tegas dipahami oleh Myanmar.

"Itu sebabnya kita perlu segera mengirim pesan lebih tegas kepada Myanmar bahwa kita benar-benar serius dalam isu solidaritas kemanusiaan terhadap Rohingya," Fadli memungkas. 

Sebelumnya Aung San Suu Kyi mengatakan bahwa Myanmar tak takut dengan sorotan masyarakat internasional atas krisis kemanusiaan yang tengah terjadi di negaranya.

"Bukanlah niat Pemerintah Myanmar untuk melempar kesalahan atau melepaskan tanggung jawab. Kami mengecam semua pelanggaran hak asasi manusia dan kekerasan yang tak berlandaskan hukum," ujar Suu Kyi dalam pidato 'The National Reconciliation and Peace' yang disampaikan di Naypyidaw, seperti dikutip dari CNN, Selasa 19 September.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini