Sukses

Wakapolri Usul Pembentukan Satgas Patroli Siber ASEAN

Syafruddin menyatakan, adanya Satuan Tugas Patroli Siber itu diharapkan bisa mendeteksi dini aktivitas siber dan penyalahgunaan Internet.

Liputan6.com, Jakarta - Wakapolri Komjen Syafruddin mengusulkan agar dibentuk Satuan Tugas Patroli Siber. Ini sebagai salah jurus untuk menangani radikalisasi dan kekerasan ekstrimisme.

Ia menyampaikan itu dalam ASEAN Ministerial Meeting on Transnational Crime ke-11 (AMMTC) di Filipina yang digelar pada 18 hingga 21 September 2017.

"Membangun kerja sama terkait pemantauan kelompok atau jaringan teroris," kata Syafruddin dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Selasa 19 September 2017.

"Lalu pertukaran informasi intelijen tentang kelompok radikal dan teroris serta membangun kerja sama antar subnasional kawasan di perbatasan," ujar mantan Kalemdiklat Polri ini lagi.

Dengan adanya Satuan Tugas Patroli Siber itu diharapkan bisa mendeteksi secara dini adanya aktivitas siber dan penyalahgunaan Internet yang terkait aksi terorisme.

Selain itu, Syafruddin menyinggung tentang penanganan rise of radicalisation and violent extremism seperti yang diamanatkan oleh UN Global Strategy to counter terorism.

"Menerapkan hard dan soft approach. Soft approach antara lain upaya deradikalisasi, counter narratives social media, pendayagunaan ormas keagamaan termasuk juga proses revisi legislasi nasional," ucap dia.

Indonesia, Filipina dan Malaysia, menurut dia, telah melakukan rapat trilateral di Manila pada Juni 2017 dilanjutkan di Manado pada Juli 2017 lalu. Ini sebagai upaya Indonesia dalam rangka kerjasama kawasan untuk melawan kekerasan estrimisme.

Syafruddin mengatakan, pendekatan plan of action to counter violent extremism yang dilaksanakan di Indonesia saat ini adalah pencegahan berupa deradikalisasi dan counter teroris. Lalu penegakan hukum dan penguatan hukum nasional serta kemitraan dan kerjasama internasional.

"Indonesia tetap berkomitmen dalam penanganan rise of radicalisation dan violent extremism,‎" tambah Syafruddin.

Saksikan video menarik di bawah ini: 

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Radikalisme Rusak Sistem

Selain itu, lanjutnya, Indonesia juga perlu menguatkan perekonomian negara. Pasalnya, paham radikalisme umumnya dengan mudah menerpa negara-negara yang pemerintahnya hancur dan sistemnya rusak.

Menurut dia, orang bertindak radikal karena sudah putus asa, kehidupannya susah, kebanyakan mereka yang menjadi teroris dari kalangan ekonomi lemah.

"Makanya ekonomi harus kuat supaya aliran radikal tidak laku," kata dia.

Untuk diketahui, Wakapolri Komjen Syafruddin merupakan delegasi dari Indonesia dalam acara AMMTC di Filipina. Kehadirannya mewakili Kapolri Jenderal Tito Karnavian sebagai AMMTC Leader of Indonesia.

ASEAN Ministerial Meeting on Transnasional Crime (AMMTC) adalah salah badan sektoral ASEAN pada pilar Asean Political Security Council (APSC), dimana dalam setiap pertemuan dilakukan pada level menteri guna membahas tentang pencegahan dan pemberantasan kejahatan trans nasional.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.