Sukses

Alasan Panglima TNI Ajak Masyarakat Tonton Film G30S/PKI

Menurut Gatot, sejarah mungkin saja akan terulang. Ia mencontohkan gerakan komunis muncul dua kali pasca-kemerdekaan.

Liputan6.com, Solo - Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo memerintahkan jajarannya untuk menonton film Gerakan 30 September Partai Komunis Indonesia atau G30S/PKI. Tujuannya adalah untuk mencegah munculnya gerakan serupa.

Gatot mengatakan, pemutaran film G30S/PKI agar kekejaman komunis bisa diketahui masyarakat luas. Ia tidak sependapat jika pemutaran film itu dianggap untuk mendiskreditkan pihak tertentu.

"Sayalah yang memerintahkan jajaran dan mengimbau kepada masyarakat, untuk memutar film tersebut," tegas dia usai berziarah di Makam Soeharto di Astana Giribangun, Karanganyar, Jawa Tengah, Selasa (19/9/2017).

Gatot menjelaskan, dengan adanya pemutaran film yang sejatinya dilarang tayang pada 1998 itu, ia berharap generasi muda sekarang bisa mengerti. Dengan begitu, anak-anak muda kini tidak terprovokasi dengan paham komunis.

"Jangan sampai peristiwa atau tragedi mengerikan itu kembali terulang pada saat ini. Kalau tidak diingatkan, orang akan lupa, tidak tahu bahwa ada gerakan-gerakan seperti itu," kata dia.

Menurut Gatot, sejarah memungkinkan akan berulang kembali. Ia mencontohkan bagaimana gerakan komunis muncul dua kali pasca-kemerdekaan, yakni PKI di Madiun pada 1948 dan berulang pada 1965.

"Bangsa ini harus tetap bersatu, membangun, tanpa melupakan sejarah, karena sejarah itu cenderung berulang. Jangan sampai sejarah kelam itu kembali terulang," Gatot Nurmantyo menandaskan.

Saksikan video menarik berikut ini:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Mengenal Sejarah

Presiden Joko Widodo atau Jokowi angkat bicara soal wacana pemutaran Film G30S/PKI jelang akhir September.

Menurut Jokowi, film sejarah semacam ini penting, terlebih bila dibuat sesuai milenial seperti sekarang ini.

"Ya menonton film, apalagi mengenai sejarah itu penting," kata Jokowi di Jembatan Gantung Mangunsuko, Magelang, Jawa Tengah, Senin 18 September 2017.

"Tapi untuk anak-anak milenial yang sekarang, tentu saja mestinya dibuatkan lagi film yang bisa masuk ke mereka. Biar mereka paham bahaya komunisme, biar tahu juga mengenai PKI," Presiden melanjutkan.

Jokowi ingin ke depan banyak film sejarah yang dibuat oleh para sineas Indonesia. Film ini tentu harus dikemas secara kekinian, agar pas dan mudah dicerna masyarakat generasi saat ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.