Sukses

Massa Demo Pondok Pesantren Ibnu Mas'ud Bogor

Beberapa kali massa berusaha merangsek masuk menuju Pondok pesantren Ibnu Mas'ud.

Liputan6.com, Bogor - Warga Tamansari, Kabupaten Bogor, berunjuk rasa di sekitar Pondok Pesantren Ibnu Mas'ud siang ini. Mereka mendesak pemerintah daerah segera menutup pondok pesantren tersebut karena dianggap menjadi sarang teroris.

Ratusan pendemo berorasi tak jauh dari Ponpes sejak pukul 10.00 WIB.

"Kami menolak keberadaan Ibnu Mas'ud. Kalau tidak ditutup, kami yang akan menutupnya," ujar Ustaz Mercon dalam orasinya.

Beberapa kali massa berusaha merangsek masuk menuju Ponpes yang berada di Jalan Jami, Desa Sukajaya, Kecamatan Tamansari ini. Namun, upaya mereka gagal karena dihalau ratusan aparat kepolisian.

Hingga berita ini diturunkan, ratusan orang masih mengepung ponpes tersebut.

Demo ini berlangsung setelah sebelumnya masyarakat sekitar mengeluarkan ultimatum agar pesantren itu dikosongkan. Warga menilai, ponpes ini menyebarkan paham radikal dan disebut sebagai sarang teroris.

Guna mengantisipasi hal yang tidak diinginkan, pengasuh ponpes telah meminta orangtua santri untuk menjemput anak-anak mereka. Santri pun sudah dijemput keluarganya masing-masing sejak Jumat, 15 September lalu.

"Sudah dipulangkan ke rumah mereka masing-masing," kata Kepala Desa Sukajaya, Wahyudin, di Ponpes Ibnu Mas'ud, Bogor, Jawa Barat, Minggu (17/9/2017).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pengasuh Ponpes Membantah

Sementara Ketua Yayasan Al Urwatul Wutsqo Ponpes Ibnu Mas'ud, Agus Purwoko, menjelaskan, tidak benar ponpes asuhannya menyebarkan paham radikal, apalagi disebut sebagai sarang teroris.

"Itu tidak benar, semua menghubungkan pondok pesantren kami dengan teroris," kata Agus.

Menurut dia, pesantren yang terletak di Kaki Gunung Salak ini hanya mengajarkan tahfiz Alquran kepada santrinya yang masih berusia antara 10-13 tahun.


Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.