Sukses

Simpang Susun Semanggi dan Proyek Prestisius Bung Karno

MRT dan Simpang Susun Semanggi telah dibangun untuk mengurai kemacetan DKI Jakarta.

Fokus Indosiar, Jakarta - Jakarta yang kian macet membutuhkan solusi untuk bisa mengurai kepadatan kendaraan. Tak hanya memperbaiki transportasi umum, infrastruktur jalanpun dibenahi. Dari mulai kereta bawah tanah atau mass rapid transit hingga Simpang Susun Semanggi.
 
Seperti ditayangkan Fokus Sore Indosiar, Kamis (17/8/2017), padat dan sibuk itulah dua kata yang pas untuk ibu kota. Pagi, siang, sampai malam tidak pernah sepi, di setiap sudutnya gegap gempita arus lalu lintas pun kian tak bersahaja untuk mengurai kemacetan.
 
Sejumlah infrastruktur dibangun. Sejumlah solusi ditawarkan salah satunya Simpang Susun Semanggi hari ini akan diresmikan Presiden Joko Widodo. 
 
Jembatan Semanggi berawal dari proyek prestisius Presiden Sukarno menyambut Asian Games tahun 1962 dibangun untuk mengatasi kemacetan lalu lintas saat itu. Zaman Presiden Suharto, Simpang Semanggi dikembangkan dengan pembangunan Tol Dalam Kota, kemudian terus disempurnakan saat Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama.
 
Mega proyek senilai Rp 360 miliar rupiah tersebut dibangun dengan salah satu teknologi tercanggih. Dua jembatan layang yang melingkar tersusun atas 333 segmental box girder yang telah dicetak dan disusun cermat.Simpang yang melingkar indah itu semuanya disusun secara akurat dan selama pembuatannya, jalan raya di kawasan Simpang Susun Semanggi tetap bisa beroperasi seperti biasa.
 
Dari segi estetika, bangunan tersebut memiliki ornamen daun semanggi yang dipercantik dengan pencahayaan pada malam hari. Tata cahayanya dapat diatur dan disesuaikan dengan momen tertentu pakar pencahayaan dari Australia yang mengerjakan tema ini mengadopsi sistem dan artistiknya dari Sydney Opera House.
 
Memiliki jarak 1 koma 9 kilometer, simpang susun terbagi menjadi dua ramp yaitu Grogol atau Slipi menuju arah Blok M dan Gatot Subroto menuju ke arah Jalan Thamrin. Kendaraan dari arah Cawang bisa langsung belok kanan menuju Thamrin - Monas, demikian juga dari arah Slipi ke Senayan - Blok M dalam kondisi normal, hanya butuh 2 sampai 3 menit melintasi jalur tersebut.
 
Solusi kemacetan lain yang kini tengah dikerjakan adalah mrt atau yang biasa disebut kereta bawah tanah kereta yang diprediksi dapat menampung 130 ribu orang. Per-hari ini membentang sepanjang 110,8 kilometer dengan dua jalur yakni jalur selatan dan utara serta jalur timur dan barat.
 
Jalur selatan-utara adalah jalur yang pertama dibangun, diharapkan pembangunan mrt tahap 1 Lebak Bulus - Hotel Indonesia selesai Agustus 2018 bertepatan dengan perhelatan pesta olahraga Asian Games dan mulai dioperasikan untuk umum Maret 2019.

Â