Sukses

Gerbong 'Neraka' di Commuterline

Wanita yang membawa banyak barang itu tiba-tiba bertanya dengan nada tinggi, saat memasuki gerbong wanita commuterline atau KRL.

Liputan6.com, Jakarta - Sebagai pengguna jasa commuterline atau kereta listrik (KRL), pasti tak asing lagi dengan kepadatan kereta pada jam tertentu, seperti pada jam keberangkatan dan pulang kerja.

Belum lagi kebaradaan ibu hamil atau lansia di gerbong wanita, kadang menjadi momok tersendiri bagi penumpang lain yang sudah duduk nyaman di kereta saat penuh sesak.

Padahal, ibu hamil, lansia, dan balita masuk dalam daftar penumpang khusus, yang berhak mendapatkan tempat duduk atau bangku prioritas di commuterline atau angkutan umum lainnya.

Sejatinya, gerbong wanita dibuat untuk mengurangi aksi pelecehan seksual, yang kerap terjadi dan untuk memprioritaskan ibu hamil, manula, dan balita.

Tapi yang terjadi, seperti pengalaman Liputan6.com, gerbong wanita seperti 'neraka'. Hukum rimba berlaku. Siapa yang kuat dia yang menang, siapa yang cepat dia yang dapat tempat duduk.

Beragam 'drama' pun kerap terjadi di gerbong wanita. Mulai dari adu mulut hingga jambak-jambakkan pernah terjadi, lantaran berebut tempat duduk.

Seperti seorang penumpang wanita yang tengah duduk di tempat duduk sambil selonjor, hingga viral di media sosial. Padahal, di semping wanita muda itu terdapat anak kecil dan penumpang yang berdiri.

'Drama' teranyar di gerbong wanita terjadi pada Kamis kemarin, 10 Agustus 2017. Ulah wanita berumur sekitar 30 tahun di kereta tujuan Tanah Abang-Serpong ini, membuat penumpang lain terperanjat.

Wanita yang membawa banyak barang itu tiba-tiba bertanya dengan nada tinggi, saat memasuki gerbong wanita.

"Di sini ada yang hamil?" teriak wanita itu saat memasuki gerbong wanita.

Tak ada satu pun penumpang yang menyahut wanita itu. Suasana di gerbong itu mendadak gaduh. Wanita itu menjadi bahan gunjingan penumpang lain.

Karena tak ada penumpang yang menanggapinya, wanita berumur sekitar 35 tahun itu berjalan ke arah tempat duduk, sambil menarik-narik kantong bawaannya.

Sesaat kemudian, wanita itu kembali berteriak dengan pertanyaan yang sama. Kali ini pertanyaan mengarah pada tiga wanita yang sedang duduk di bangku nonprioritas.

Pertanyaan wanita itu akhirnya mendapat respons, dari tiga wanita yang tengah hamil yang duduk di bangku prioritas. Seorang wanita sedang hamil besar, dan dua lainnya hamil muda yang sedang asyik memainkan ponselnya.

Tiga wanita hamil itu dengan kompak menjawab kalau mereka sedang hamil. Wanita itu membisu. Ia lalu meminta anak muda berseragam sekolah batik yang sedang asik bermain handphone, beranjak dari tempat duduknya.

Drama lain di gerbong wanita adalah adu mulut sesama penumpang. Pemicunya biasanya karena rebutan tempat duduk atau terdorong penumpang lain saat kondisi padat.

Sulit mendapatkan tempat duduk bagi ibu hamil juga kerap terjadi, meski sudah ada bangku prioritas.

Kesadaran Rendah

Situasi di dalam kereta khusus wanita (Liputan6.com/ Ika Defianti)

Dari sekian banyak kasus yang terjadi, cekcok antar-penumpang di gerbong wanita paling sering dipicu berebut tempat duduk.

Padahal, dalam kereta sudah ada Petugas Pelayanan Kereta (PPK) yang selalu mengingatkan fungsi bangku prioritas seperti untuk lansia, ibu hamil, difabel, dan balita.

PPK biasanya menggunakan pengeras suara saat mengingatkan penumpang commuterline. PT Kereta Commuterline Jabodetabek pun menyayangkan rendahnya tingkat kesadaran penumpang, khususnya gerbong wanita.

"Sebenarnya hal tersebut karena perilaku, padahal sudah ada ketentuan tata tertib. Harus ada kesadaran dari masyarakatnya sendiri demi menciptakan ketertiban," ujar Juru bicara PT Kereta Commuterline Jabodetabek Eva Chairunisa kepada Liputan6.com, Jumat (11/8/17).

Eva mengimbau kepada para penumpang commuterline, khususnya penumpang wanita agar tertib saat menumpang KRL, demi kenyamanan sesama penumpang.

"Kita berharap tidak melakukan hal-hal yang dapat mengganggu, saling bertegak rasa, demi memberikan kenyamanan bagi masyarakat yang menggunakan KRL ini," ujar dia.

Eva menegaskan pihaknya tidak akan segan-segan menindak tegas seperti menurunkan penumpang di stasiun terdekat, jika terdapat penumpang yang tidak mengikuti peraturan dan mengganggu kenyamanan penumpang commuterline lain.

(Apriliana Nurul )

 

Saksikan video menarik berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.