Sukses

Pertemuan Sekjen MK se-Asia Bakal Bahas Presiden Baru AACC

the Association of Asian Court and Equivalent melakukan pertemuan di Solo untuk membahas beberapa hal, salah satunya pemilihan presiden baru

Liputan6.com, Jakarta Usai menggelar pertemuan organisasi the Association of Asian Court and Equivalent (AACC) di Bali pada 2016, Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia mengelar pertemuan kembali AACC. Kali ini, acara tersebut digelar kota Solo dan berlangsung dari tanggal 7 - 10 Agustus.

Sekretaris Jenderal Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia, Guntur Hamzah menjelaskan untuk mengawali acara tersebut akan digelar terlebih dahulu pertemuan Sekretaris Jenderal Mahkamah Konstitusi (Meeting of Secretary Generals).

“Pada hari pertama para Sekjen dari 12 negara anggota AACC akan membahas beberapa hal untuk simposium pada tanggal 9 Agustus,” ujar Guntur saat ditemui Liputan6.com, Senin (7/8/2017).

Mengenai agenda, lanjut Guntur ada 4 perihal yang akan dibahas. Pertama, akan dibahas mengenai secretariat permanent dari 3 negara AACC.

“Pertama kita akan membahas mengenai laporan perkembangan sekretariat permanen AACC dari 3 negara, seperti Korea Selatan, Indonesia dan Turki,” ujar Guntur.

Dari ketiga negara tersebut, hanya 2 negara yang ditetapkan sebagai permanen secretariat, Indonesia dan Korsel.

“Untuk Turki, di sana untuk mengembangkan Sumber Daya Manusianya saja. Jadi semacam pusat pendidikan organisasi AACC,” imbuh Guntur. 

Selanjutnya, pertemuan itu akan membahas keikutsertaan organisasi AACC dalam World Conference yang akan berlangsung pada tahun ini. Tak hanya itu, akan ada kerjasama dari AACC dengan Mahkamah Konstitusi Afrika.

“Kita akan melakukan MoU dengan Mahkamah Konsitutusi dari Afrika.Tentu itu akan memperkuat kerjasama Antar Asia dan Afrika,” Tutur Guntur.

Terakhir pertemuan tersebut akan membahas mengenai pemilihan presiden baru AACC. Sebelumnya, jelas Guntur bahwa saat di Bali, Indonesia didapuk kembali untuk menjadi presiden selama setahun. Maka dari itu, pembahasan mengenai presiden baru akan menjadi topik khusus dalam pertemuan kali ini.

“Dalam pertemuan di Bali tahun lalu, Indonesia didapuk kembali menjadi presiden karena para anggota yang lain belum siap. Namun, periode sudah habis. Jadi, akan ada pembahasan mengenai presiden AACC yang baru,” tutur Guntur.

 

 

(*)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.