Sukses

Komunitas BhinneArt Kenalkan Keragaman pada Anak Lewat Seni

Keberagaman suku, agama, ras dan golongan di Tanah Air telah menjadi bagian dari identitas bangsa Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - Keberagaman yang ada di Indonesia dianggap sebagai kekuatan tersendiri bagi sebuah bangsa. Karena itu, keberagaman ini perlu dikenalkan sejak dini kepada anak-anak Indonesia.

Komunitas BhinneArt menggelar festival kesenian dan kebudayaan dengan sasaran anak-anak dengan tema 'Yuk Berteman'. Acara ini digelar dengan maksud untuk mengenalkan keberagaman kebudayaan Indonesia kepada anak-anak sejak dini.

"Mari ajak anak-anak mengenal keragaman agar mereka bahagia dalam perbedaan. Keberagaman itu basis kekuatan bangsa kita," ujar Koordinator Komunitas BhinneArt, Sita Supomo di kawasan car free day, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat, Minggu (6/8/2017).

Sita menuturkan, keberagaman suku, agama, ras dan golongan di Tanah Air telah menjadi bagian dari identitas bangsa Indonesia. Sejarah menunjukkan bahwa bangsa Indonesia bisa hidup rukun, berdampingan dalam keragaman, dan berjuang bersama melawan penjajah.

"Kami ingin tunjukkan bahwa sekecil apapun kapasitasnya, kalau kita mau dan bekerjasama, itu sebenarnya wujud dari kebinekaan itu sendiri," kata dia.

Kegiatan komunitas BhinneArt ini fokus dan menyasar anak-anak dalam mencintai dan mengekspresikan keragaman seni budaya Indonesia. Selain itu, pemahaman kekuatan toleransi dan kerukunan antarsuku dan agama juga terus dikampanyekan.

"Kami harap kerja kecil kami ini bisa menjadi virus positif untuk kemudian di manapun di Indonesia kami mulai suarakan," ucap Sita.

Kegiatan komunitas peduli anak dan kebudayaan ini diapresiasi oleh Direktur Jendral Kebudayaan Kemendikbud, Hilmar Farid. Menurutnya, komunitas seperti ini memiliki garis pemikiran yang sama saat mengkampanyekan kehidupan rukun dalam keberagaman di Nusantara.

"Kita ingin membuat Bineka Tunggal Ika itu bukan cuma selogan, tapi bisa hidup. Nah untuk anak-anak ini sangat penting, mereka betul-betul bukan hanya belajar dari segi kognitif, tapi mesti juga mengalami secara langsung," ujar Hilmar.

Hilmar menuturkan, interaksi dan kesempatan komunitas tersebut dalam berkegiatan perlu ditingkatkan. Pemerintah akan mengupayakan menambah dan membuka ruang agar komunitas tersebut bisa mengekspresikan kegiatan positifnya hingga berkembang.

"Artinya kita butuh ruang publik, siapa saja boleh masuk, tidak ada pembatasan. Tantangannya memberikan yang belum diketahui. Kita isi dengan aneka ragam ekspresi agar terbiasa," tutur dia.

Acara yang berlangsung pada jam hari bebas kendaraan ini digelar di pelataran salah satu pusat perbelanjaan di Jalan Sudirman, Jakarta Pusat. Beragam kesenian dan permainan tradisional digelar di sana.

 

Saksikan video menarik di bawah ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.