Sukses

Top 3 News Hari Ini: Strategi Polisi Amankan Aksi 28 Juli

Top 3 News Hari Ini, aksi ke jalan yang dilakukan sekitar lima ribuan massa ini untuk menentang Perppu Ormas.

Liputan6.com, Jakarta - Top 3 News Hari Ini, sebanyak 10 ribu personel telah disiagakan oleh Polda Metro Jaya untuk mengamankan aksi 28 Juli yang rencananya digelar usai salat Jumat siang tadi.

Aksi turun ke jalan yang dilakukan sekitar lima ribuan orang ini untuk menentang Perppu Nomor 2 Tahun 2017 tentang Organisasi Kemasyarakatan (Ormas).

Tidak ingin aksi anarkistis terjadi, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Raden Prabowo Argo langsung memerintahkan para peserta demo tidak mendekati kawasan Istana. 

Kabar lainnya yang tak kalah disorot soal pertemuan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di Cikeas, Bogor.

Dugaan akan terjadi koalisi besar di antara keduanya begitu santer terdengar seiring pengesahan UU Pemilu yang belum lama ini disahkan DPR. Yaitu persyaratan untuk mencalonkan seorang Presiden setiap partai harus memiliki kursi di parlemen 20 persen dan 25 persen hasil pemilu. 

Berita ini paling banyak menyita perhatian pembaca Liputan6.com, terutama di kanal News, Jumat (28/7/2017).

Berikut berita terpopuler dalam Top 3 news hari ini:  

1. 10 Ribu Polisi Kawal Aksi 28 Juli

Ribuan massa yang tergabung dalam aliansi ormas dan umat Islam Jabodetabek menggelar aksi unjuk rasa di Pintu Barat Monas, Jakarta, Selasa (18/7). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Presidium Alumni 212 akan berdemonstrasi di sekitar Masjid Istiqlal dan Istana Kepresidenan Jakarta pada Jumat, 28 Juli 2017. Surat pemberitahuannya pun telah diterima oleh kepolisian.

Unjuk rasa tersebut digelar untuk mengkritisi Peraturan Pengganti Undang-Undang (Perppu) Nomor 2 Tahun 2017 tentang Organisasi Kemasyarakatan.

"Tentunya polisi antisipasi dengan personel hampir 10 ribu. (Rute aksi) dari Masjid Istiqlal terus mau ke Istana," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Raden Prabowo Argo Yuwono, Jakarta, Kamis, 27 Juli 2017.

Dia juga mengingatkan agar massa tidak mendekati kawasan Istana. Ini merupakan keharusan.

Selengkapnya...

2. Ancang-Ancang Politik SBY dan Prabowo

Ilustrasi (Liputan6.com)

Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 masih dua tahun lagi berlangsung. Namun, konstelasi politik menghangat. Sejumlah partai politik mulai ancang-ancang mengambil start, agar menang di ujung pesta demokrasi nanti, tak kecuali Partai Demokrat dan Gerindra.

Pertemuan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di Cikeas, Bogor, Kamis malam disebut-sebut terkait politik jelang Pilpres 2019.

"Pertemuan ini sebagai respons positif dari Ketum Demokrat SBY atas permintaan Ketum Gerindra Prabowo untuk bertemu, usai ketok palu UU Pemilu pada sidang Paripurna DPR pekan lalu," ungkap Imelda.

Saat pengesahan UU Pemilu, empat fraksi menyatakan menolak penggunaan presidential threshold dalam pelaksanaan Pilpres 2019. Empat fraksi itu adalah Fraksi Demokrat, Fraksi Gerindra, Fraksi PAN, dan Fraksi PKS.

Selengkapnya...

3. Buwas: Perintah Kapolri Bandar Asing Narkoba Selesaikan di Tempat

Kabareskrim Komjen Pol Budi Waseso saat menjawab pertanyaan wartawan di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (2/9/2015). Pria yang akrab disapa Buwas itu mengaku belum mengetahui mengenai informasi bahwa dirinya akan dicopot. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Budi Waseso menegaskan, pihaknya selalu serius dalam memberantas peredaran narkoba di Indonesia.

Buwas mengatakan, perintah Presiden sangatlah jelas. Apabila ada pengedar narkoba yang melawan, maka BNN dan kepolisian berhak menindak tegas.

Tak hanya itu, dia juga mengatakan, Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian meminta agar para pengedar narkoba ditindak tegas, bahkan bandar asing langsung ditembak mati di tempat ketika terjadi penangkapan.

"Seperti juga yang disampaikan Pak Kapolri, beliau memerintahkan juga pada jajaran Polri bahwa bandar asing ya harus diselesaikan di lapangan," kata dia.

Selengkapnya... 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini