Sukses

Polisi Deteksi 2 Wilayah Rawan Penyebaran Radikalisme di Garut

Jajaran Kepolisian Resor Garut, Jawa Barat, memetakan penyebaran ajaran radikalisme berbalut jihad atas nama agama di wilayahnya.

Liputan6.com, Jakarta - Jajaran Kepolisian Resor Garut, Jawa Barat, memetakan penyebaran ajaran radikalisme berbalut jihad atas nama agama di wilayahnya. Hal tersebut menyusul terkaitnya Garut dengan sejumlah teror di Tanah Air belakangan ini.

Usai meledaknya bom panci Kampung Melayu, Jakarta Timur bulan lalu, Polres Garut gencar melakukan pendeteksian terhadap seluruh wilayah yang dianggap sebagai pusat penyebaran ajaran radikalisme.

"Ada dua tempat yang secara intensif dipantau oleh aparat kepolisian. Kedua wilayah tersebut adalah perkotaan dan wilayah (Garut) selatan di mana sudah dideteksi, sehingga kami melakukan pendalaman," ujar Kapolres Garut AKBP Novri Turangga, Senin 10 Juli 2017.

Menurut dia, pemantauan itu semakin gencar usai ledakan bom panci di Kelurahan Sekejati, Kecamatan Buahbatu, Kota Bandung, Sabtu 8 Juli 2017. "Namun kami juga tetap memantau wilayah lain," kata Novri.

Agus Wiguna, tersangka bom panci Bandung merupakan warga Kampung Cibelentuk, Desa Bojong, Kecamatan Bungbulang. Kecamatan ini masuk di wilayah Garut Selatan, sedangkan kontrakan Ahmad Sukri, bomber kampung Melayu, Jakarta Timur berada di wilayah Karang Pawitan. Daerah ini masih dalam lingkaran perkotaan Garut.

"Meski berturut-turut kedua aksi bom panci melibatkan warga Garut, namun bukan berarti warga Garut banyak terorisnya, cuma kebetulan saja secara berturut-turut dari Garut," kata Novri.

Dia mengatakan, meskipun sudah melakukan pendeteksian radikalisme secara dini, polisi masih kesulitan mengetahui secara rinci setiap rencana teror.

"Pada prinsipnya mereka tetap melakukan ancaman untuk meneror dan membentuk negara Islam khilafah versi mereka," ujar Novri.

Untuk mempersempit pengaruh ajaran mereka, lembaganya bakal merangkul semua elemen masyarakat termasuk lembaga fatwa MUI dalam meluruskan faham sesat para penyebar ajaran radikalisme itu.

"Kita juga memantau warga Garut yang terduga teroris yang baru keluar dari lembaga permasyarakatan, kita ingin mengetahui warga tersebut sudah sadar atau belum saat kembali ke masyarakat, dan kami terus lakukan pemantauan gerak geriknya," ungkapnya.

Bupati Garut, Rudy Gunawan, mengklaim telah melakukan berbagai usaha secara maksimal dalam mengatasi masalah radikalisme. Meskipun, kata dia, kasus terorisme kembali menyeret nama kota dodol itu.

"Memang kami tak bisa mendeteksi orang per orang atau kelompok per kelompok, dan dalam dua tahun terakhir masalah radikal dan menyimpang sudah dilakukan antisipasinya, saya prihatin masalah ini dan akan ambil langkah efektif," kata Rudy.

 

Saksikan video menarik di bawah ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.