Sukses

Pelaku Bom Panci Bandung Haramkan Beli Sepeda Motor Kredit

Agus menjadi pendiam, tertutup, dan enggan berkumpul dengan warga sekitar tempat kelahirannya di Kampung Cibelentuk, Garut.

Liputan6.com, Garut - Perubahan yang ditunjukkan Agus Wiguna (22), pelaku utama bom panci di sebuah rumah kontrakan di Kampung Kubang Beureum, Kelurahan Buahbatu, Kota Bandung, Jawa Barat cukup mengagetkan warga sekitar.

Kepala Desa Bojong Kecamatan Bungbulang Suhyani mengatakan, sebagai anak yang dibesarkan oleh orangtua yang telah berpisah, perkembangan Agus terbilang biasa, tanpa catatan tindakan negatif dari pihak berwajib.

"Normal saja, sering bertemu sapa dan berkumpul dengan warga sekitar," ujar Suhyani saat ditemui, Minggu (9/7/2017).

Namun, kondisi itu berubah 180 derajat dalam satu tahun terakhir. Agus menjadi pendiam, tertutup, dan enggan berkumpul dengan warga sekitar tempat kelahirannya di Kampung Cibelentuk, Desa Bojong, Kecamatan Bungbulang, Garut, Jawa Barat.

"Awalnya Agus sempat membeli motor dengan cara kredit. Namun beberapa bulan kemudian motor tersebut dikembalikan dengan alasan haram dan juga mengharamkan mendengarkan musik, baik di TV maupun radio," cerita Suhyani.

Dia mengatakan, latar belakang Agus memang cukup memilukan. Lahir dari pasangan Ai dan Mardi, ia mesti merasakan pengasuhan dalam orangtua yang bercerai sejak berusia 3 bulan.

"Agus sempat dirawat oleh ibunya selama dua tahun yang akhirnya dirawat oleh nenek kakeknya hingga selesai bangku sekolah Aliyah tahun 2014," terang Suhyani.

Selama tumbuh dewasa di Desa Bojong, kehidupan Agus terbilang normal. Namun setelah melanjutkan kuliah sambil menghidupi dirinya dengan jualan bakso di Cimahi, Bandung, kehidupan Agus mulai berubah. "Kurang lebih ada setahun terakhir (perubahan)," ujar Suhyani.

Puncaknya saat ia berencana meledakkan beberapa tempat hiburan dan gereja pada Sabtu kemarin sore. Namanya pun kini tengah menjadi buah bibir. Karena diduga telah terpengaruh ajaran radikal mengenai jihad, Agus nekat membuat racikan bom panci yang dipelajarinya dari internet.

Dengan dalih jihad memerangi warga nonmuslim, ia berencana melakukan pengeboman di Cafe Bali Jalan Braga, rumah makan Celengan di Astana Anyar, dan Gereja Buahbatu. Namun, bom rakitan hasil rakitannya keburu meledak hingga aksinya tidak berhasil.

Kini untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya, pemuda asal Garut, Jawa Barat itu meringkuk di sel tahanan kepolisian.


Saksikan video di bawah ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.