Sukses

Angelina Sondakh Tak Dapat Remisi Idul Fitri 2017

Angelina tidak mendapat remisi lantaran belum menyelesaikan proses administrasi sebagai justice collaborator dari penyidik KPK.

Liputan6.com, Jakarta - Sebanyak 180 narapidana Rumah Tahanan (Rutan) Klas IIA Pondok Bambu, Jakarta Timur, mendapatkan remisi di Hari Raya Idul Fitri 1438 Hijriah. Bahkan, dua di antara napi itu langsung bebas.

Namun, terpidana kasus korupsi pembangunan Wisma Atlet Kemenpora, Angelina Sondakh tidak termasuk dalam daftar narapidana yang mendapat remisi.

"Kalau Angelina Sondakh belum dapat remisi," kata Kepala Rutan Klas II A Pondok Bambu Ika Yusanti di Rutan Pondok Bambu, Jakarta Timur, Minggu (25/6/2017).

Ika menjelaskan, penyebab Angelina tidak mendapat remisi lantaran mantan politikus Partai Demokrat tersebut belum menyelesaikan proses administrasi sebagai justice collaborator dari penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2012 tentang Syarat dan Tata Cara Pelaksanaan Hak Warga Binaan Pemasyarakatan mengatur syarat bagi napi korupsi untuk mendapat remisi. Syaratnya, napi harus mendapat keterangan dari penyidik bahwa dia menjadi justice collaborator alias pelaku yang bekerja sama dengan penegak hukum mengungkap kasusnya.

Angelina Sondakh awalnya diganjar hukuman 4 tahun 6 bulan penjara dan denda Rp 250 juta atau subsider 6 bulan kurungan karena terbukti korupsi. Pada 20 November 2013, majelis kasasi, yang dipimpin hakim agung Artidjo Alkostar, mengabulkan kasasi yang diajukan jaksa.

Mahkamah Agung menjatuhkan vonis pidana 12 tahun dan denda Rp 500 juta subsider 8 bulan kurungan kepada Angie. Menanggapi putusan tersebut, kubu Angie mengajukan peninjauan kembali.

Mahkamah Agung lalu menghukum Angie dengan kurungan 10 tahun dan denda Rp 500 juta subsider 6 bulan penjara. Mantan Putri Indonesia ini juga diminta membayar uang pengganti Rp 2,5 miliar dan US$ 1,2 juta subsider 1 tahun penjara.


Saksikan video menarik di bawah ini:

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.